Perbedaan antara yang MUNGKIN dan TIDAK MUNGKIN, terletak pada TEKAD KITA.

Senin, 29 April 2013

6 Makanan untuk Memperkuat Otot Pria


Guna mendapatkan hasil dari latihan fisik yang bertujuan membentuk otot, tentunya dibutuhkan kombinasi karbohidrat dan protein yang sehat.
Selain itu, protein juga penting untuk membangun dan memperbaiki otot. Sedangkan karbohidrat dapat menyediakan energi untuk bahan bakar.
Seperti dilansir laman AskMen, berikut sejumlah makanan yang dapat berfungsi untuk membangun otot kalangan pria dewasa.
Telur
Mengonsumsi sebutir telur tiap hari baik untuk diet sehat karena mengandung semua asam amino esensial dan setengah protein dalam kuning telur dengan nutrisi lainnya seperti lutein memiliki manfaat kesehatan mata.
Buah dan Sayuran
Kedua jenis makanan ini merupakan dasar dari semua diet yang sehat karena dapat menyediakan serat, vitamin, mineral, dan cairan. Tak hanya itu, sayuran juga mengandung sejumlah kecil protein.
Susu Rendah Lemak
Jenis susu ini dapat menyediakan protein yang berkualitas tinggi, karbohidrat, dan vitamin penting seperti vitamin D, potasium dan kalsium.
Daging
Bahan makanan hewani ini merupakan sumber protein, besi dan asam amino termasuk leusin. Kandungan zat besi dalam daging berguna untuk transportasi oksigen ke otot.
Daging Ayam
Ayam tanpa kulit dikenal rendah lemak sekaligus meningkatkan zat besi sebesar 25%, serta meningkatkan 3 kali zink untuk membantu mendapatkan sistem kekebalan tubuh yang sehat.
Biji-bijian
Selain sebagai sumber karbohidrat, biji-bijian mengandung sejumlah kecil protein untuk memberikan energi dan membentuk otot, bersama dengan serat, vitamin dan antioksidan.
Penulis: Feriawan Hidayat/FER
Sumber:AskMen

Kamis, 25 April 2013

Sosok Tegas dan Cepat Mengambil Keputusan


Sosok mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla tentu masih lekat dalam ingat rakyat Indonesia. Ketika menjabat wakil presiden mendampingi Presiden SBY pada periode 2004-2009, ketegasan, kecepatan mengambil keputusan dengan perhitungan matang, serta lugas mengatasi setiap permasalahan, tercermin dari putra Bugis ini.
Semua itu diperoleh dari pengalaman panjangnya sebagai pengusaha di bawah bendera Kalla Group. Tak pelak, Jusuf Kalla yang lebih akrab disapa JK ini tetap difavoritkan menjadi presiden dalam Pilpres 2014.
Survei yang dilakukan Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) pada pertengahan tahun lalu menempatkan JK pada peringkat ketiga di bawah Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri. Khusus di wilayah pemilihan  Sulawesi dan Maluku-Papua, Kalla sanggup mengungguli Prabowo dan Megawati. Demikian juga dengan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Februari 2012, JK berada di posisi ketiga.
Berdasarkan survei tersebut, pengamat politik dari Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, menyatakan JK berpeluang memimpin negeri ini. Jika ingin memenangi Pilpres 2014, JK disarankan mencari pasangan yang lebih muda untuk mendampinginya. Dengan demikian, JK bertindak sebagai pengambil keputusan.
Andrinof menilai JK sebagai sosok yang pandai, cermat dalam mengambil keputusan, dan tegas. Ia pun dipandang sebagai pemecah masalah dan pencari solusi.  “Itulah sisi positif JK. Kekurangannya hanya dari sisi usia saja, tergolong tua,” katanya.

Setelah melihat kepemimpinan SBY selama hampir dua periode, lanjut Andrinof, rakyat membutuhkan pemimpin yang tegas dan cekatan. “Di masyarakat muncul harapan terhadap pemimpin yang menjadi antitesis SBY, yakni pemimpin yang tegas dan cekatan,” tegasnya.
Senada dengannya, pakar politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, AAGN Ary Dwipayana menyatakan JK merupakan sosok menarik karena pola kepemimpinannya yang berbeda. Di saat menjabat wakil presiden, JK mampu mengambil keputusan yang tidak populis, bahkan berani mengambil risiko. “Pada waktu itu, ada yang menyebut JK adalah the real president,” ucap Ary.
Namun, pola kepemimpinan seperti itu juga menuai kritik. JK dinilai terlalu banyak mengambil peran yang seharusnya dimainkan presiden. Apalagi JK yang berlatar belakang pengusaha, dikhawatirkan mempengaruhi pembuatan kebijakan yang menguntungkan bisnisnya.
Kiprah JK yang belakangan ini fokus pada kegiatan kemanusiaan, antara lain menjadi ketua umum Palang Merah Indonesia (PMI), dan menjadi penengah konflik masyarakat, dinilai Ary sebagai upaya memperbaiki citranya menjelang Pilpres 2014.
Meski demikian, jalan menuju Pilpres 2014 juga belum mulus karena JK tidak memiliki partai politik (parpol). “Undang-undang memang mengatakan begitu (capres hanya diajukan oleh parpol, Red). Pilpres berbeda dengan pilkada yang bisa maju secara independen. Pertanyaannya, apakah JK punya kendaraan politik? Golkar yang pernah dipimpin JK, kini mencalonkan Aburizal Bakrie. Pencalonan JK masih harus dilihat dari tingkat elektabilitasnya beberapa waktu ke depan,” kata Ary.
Pengabdian
Dalam berbagai kesempatan, JK menyambut positif hasil survei dan respons masyarakat terhadap dirinya. Mantan wakil presiden ini pun memberikan apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada masyarakat.
“Saya berterima kasih jika masyarakat memberikan penilaian positif. Memang penilaian positif tentunya memakan waktu. Orang menilai karena pengabdian yang lama,” katanya di sela-sela acara penganugerahan penghargaan Satyalencana Kebaktian Sosial kepada donor darah sukarela (DDS) 100 kali di Jakarta, beberapa waktu lalu. 
JK mengaku belum ada pembicaraan serius dengan parpol mengenai pengajuan dirinya sebagai salah satu capres dalam Pilpres 2014. Menurutnya, saat ini belum waktunya membicarakan capres-cawapres karena parpol masih mempelajari semua keadaan. Menurutnya, pencalonan seseorang sebagai capres atau cawapres tetap bergantung pada hasil Pemilu Legislatif 2014.

Dalam kesempatan berbeda, saat ditemui di sela-sela acara pemberian penghargaan sebagai tokoh publik pilihan versi SPS 2012, JK menyatakan belum ada kesepakatan dengan pihak mana pun terkait Pilpres 2014. Meski begitu, JK tidak menyangkal kalau dirinya sudah melakukan pembicaraan dan diskusi dengan sejumlah pihak mengenai pencalonan dirinya sebagai presiden. Secara tegas JK menyatakan pencalonannya tidak melalui Partai Golkar.
Secara pribadi, JK mengakui tidak bisa mencalonkan diri karena UU Pemilu Presiden dan Wakil Presiden menyebutkan pengajuan capres dan cawapres harus melalui parpol. “Nanti, kita tunggu saja. Sekarang masih terlalu jauh,” ujarnya.
Dalam pandangan JK, salah satu persoalan besar bangsa Indonesia adalah menjamurnya praktik korupsi di berbagai bidang kehidupan. JK menyatakan, apa pun alasan dan motifnya, pelaku korupsi tidak dapat dimaafkan. Baginya, hukum harus berlaku umum dan tidak pandang bulu, termasuk bagi pejabat aktif yang diduga melakukan tindak pidana korupsi.
“Bisa saja benar, banyak orang tidak tahu (telah melakukan korupsi, Red).  Tetapi tidak berarti dia harus terbebas hukuman,” tegasnya.
Seseorang yang melakukan tindak pidana korupsi pasti memenuhi salah satu dari tiga unsur korupsi, yakni melanggar hukum, menguntungkan diri sendiri atau orang lain, dan merugikan negara.
“Tindakan korupsi, selama memenuhi tiga unsur tersebut, tetap dikatakan korupsi. Dalam aturan hukum, tidak bisa dikatakan sengaja atau tidak. Yang korupsi, harus dihukum,” tegasnya.
Penulis: R-15/152/AB
Sumber:Suara Pembaruan