Perbedaan antara yang MUNGKIN dan TIDAK MUNGKIN, terletak pada TEKAD KITA.

Jumat, 22 Agustus 2014

Menjadikan Sejarah Sebagai Cermin Kehidupan Masa Datang





Kaum Muslim, Sidang Majelis Jumat Rahimakumullah.
Kehidupan yang sekarang kita jalani, adalah buah dari kehidupan sejarah masa lalu. Termasuk kemerdekan yang baru saja kita raih dari belenggu penjajahan 69 tahun yang lalu. Sebagai insan yang telah menikmati hidup di alam kemerdekaan, pantaslah kita selalu bersyukur kehadirat Allah Azza wajalla, yang telah memberikan Rahmat dan Nikmat dalam setiap kehidupan kita. Semoga dengan bersyukur,  nikmat kita rasakan semakin bertambah, dan takwa kita semakin berkualitas.

Sahalawat dan Salam tentu saja selalu tercurah kepada Pemimpin Sejati Nabi Muhammad SAW. Untuk keluarga, sahabat, dan Pengikut Beliau sampai akhirul zaman.

Kaum Muslimin Jamah Jumat,  Rahimakumullah

Prof. Arnold Toynbee, seorang sejarawan dan Filosoof abad ke 20 dalam bukunya An Historians Approach to Religion mengatakan, tiada suatu jiwapun yang hidup di alam raya ini tanpa mendapatkan tantangan dan rangsangan untuk memikirkan misteri alam semesta dan mengungkapkan masa lalu yang penuh peristiwa.

Ungkapan ini mengisyaratkan kita bahwa di balik keindahan alam nan indah eksotik dan mempesona, kesempurnaan struktur natural dan peraturannya yang menakjubkan, tersimpan kesan-kesan masa lalu yang patut kita telusuri, kita  baca, kita teliti, dan kita gali untuk menjadi batu pijakan dalam melangkah dan menggapai kemuliaan di masa datang. Sebab, bila kita tak mau menengok ke belakang, tidak pandai bercermin pada sejarah, kita tidak akan pernah tahu dan menghargai jasa para leluhur. Akibatnya, kita akan terjatuh dua kali dalam satu lubang, kita akan mengulangi kegagalan. Kita diibaratkan seperti seorang buta yang berjalan tanpa tongkat, kita akan sulit bangkit, maju dan jaya. Apalagi bersaing dan sejajar dengan orang yang sudah maju. Itulah pentingnya kita bercermin pada sejarah masa lalu.

Kaum Muslimin Jamah Jumat,  Rahimakumullah

Berkenaan dengan pentingnya mempelajari sejarah, maka pada kesempatan ini khotib akan sedikit menyumbang gagasan dalam judul khutbah:  Menjadikan Sejarah sebagai Cermin Kehidupan dalam Menyongsong Masa Depan, Dengan landasan QS Ali Imran ayat 137:


 Sesungguhnya Telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah[230]; Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).


Ayat ini dijelaskan oleh Imam Ali As-Shabuni, bahwa telah berlaku sunah-sunah Allah pada umat-umat terdahulu berupa kehancuran, akibat sikap menentang mereka kepada para utusan Allah. Melalui ayat ini kita diperintahkan supaya mengambil pelajaran dan peristiwa masa lalu, dengan menyaksikan kehancuran-kehancuran yang pernah menimpa para pendusta dan pelaku dosa.

Dengan mempelajari sejarah masa lalu kita akan menemukan sosok Fir’aun, seorang tirani, dictator, gila hormat, rakus kekuasaan serta memaksa rakyat untuk memuji dan memuja bahkan sampai pada puncak kedurjanaannya, memproklamirkan diri menjadi Tuhan dan akhirnya dia ditenggelamkan di Lautan Merah.

Bagaimana jika jika kisah masa lalu itu kita kaitkan dengan kondisi zaman sekarang, terutama di Negeri kita tercinta ini? Ternyata, sosok-sosok pembangkang, pelanggaran aturan-aturan Allah, pelaku maksiat, manusia-manusia sombong, yang berebut jabatan, masih bergentayangan di negeri ini.

Bukankah di Negeri ini memiliki aktor-aktor tangguh yang tampil di panggung sejarah dengan mengagumkan, seperti Sang Proklamator Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin, Teuku Umar. Mereka dengan ikhlas mengorbankan jiwa raga bahkan nyawa sekalipun, dengan satu tujuan untuk mengusir kaum imperialis dari persada Bumi Indonesia. Semua itu mereka lakukan dengan dasar rasa cinta yang tinggi terhadap tanah air.

Jika kita ingin membuka jalan kejayaan di masa lalu untuk menyongsong masa depan yang cerah, maka kita patut mencontoh, meniru dan meneladani sifat dan sikap leluhur kita itu, yakni menumbuhsuburkan rasa cinta yang tinggi terhadap tanah air. Rasulullah SAW menandaskan “Cinta Tanah Air itu Sebagian dari Iman.”

Karenanya kita harus satu pendapatbahwa sejarah tidak cukup hanya ditulis, dibukukan, dimuseumkan, diajarkan, diseminarkan. Namun lebih jauh dari itu, penelitian dan penggalian sejarah harus dijadikan cermin yang membawa kea rah perubahan total akhlak dan sikap kita menuju arah yang lebih baik, guna menyongsong kemuliuaan di masa mendatang.
Apa yang harus kita lakukan dan siapkan?
Jawabannya tak lain adalah: Kita harus memperteguh keimanan dan ketakwaan. Kita jadikan sejarah sebagai sarana memperteguh keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Hal ini pernah ditegaskan Allah dalam Surah Hud ayat 120:


Dan semua kisah dari rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu; dan dalam surat Ini Telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.

Demikian penjelasan Allah tentang hikmah menjadikan sejarah sebagai cermin, yaitu keteguhan hati, keyakinan terhadap kebenaran janji Allah terhadap para pelaku sejarah, serta kesiapan menjadikan sejarah sebagai cermin dalam menyongsong masa depan yang lebih berharga.
Ingatlah : Panggung sejarah selalu dimainkan oleh tokoh yang terbaik dan terburuk. Dan kita harus bercermin dari peristiwa YANG BURUK UNTUK TIDAK TERJADI PADA KEHIDUPAN KITA. Dan menjadikan contoh serta teladan terhadap tokoh-tokoh sejarah yang mulia untuk menjadi lampu penerang dalam melangkah menuju masa depan yang cerah.
 

 
 

Selasa, 19 Agustus 2014

6 Penyakit Baru Akibat Facebook



Situs jejaring sosial yang begitu fenomenal besutan mark Zuckerberg ini telah mencapai  1 milyard pengguna di seantero dunia. Facebook tidak hanya menjadi media untuk interaksi di dunia maya tapi juga sudah menjadi bagian identitas seseorang. 

Hasil interview dengan teman yang aktif sebagi pengguna facebook, banyak dampak positif  bagi kehidupan : antara lain; sarana silaturrahim, dakwah, diskusi, curhat, berbagi informasi, wahana mengukur kemampuan diri sendiri lewat status-status positif dan tulisan-tulisan ilmiah ataupun  fiksi, dan lain-lain. 

Lazimnya, ketika pasang status kemudian dikomentari teman atau banyak yang menyukai, kita semakin terbius, untuk pasang status yang lebih baik, dan lebih menarik lagi.

Dalam konteks ini kita juga harus secara jujur bisa memilah manfaat dan dampak yang ditimbulkan facebook.

Berikut merupakan beberapa prilaku aneh pecandu jejaring sosial yang ditemukan para peneliti:

Berbohong dalam status
Sedikit para facebookers yang tidak memasang status relationship mereka sejujurnya. Dengan begitu, mereka lebih menyukai ‘opsi terbuka’ pada kemungkinan selingkuh atau meneruskan flirting dengan orang lain. Tercatat 27% pengguna tidak memasang status hubungan sama sekali, dan setengah dari mereka masih melajang.

Bencana posting wall

Sebanyak 29% mengatakan bahwa kiriman pesan di dinding (wall) atau foto dapat menimbulkan masalah dengan pasangan. Sebanyak 42% mengatakan, mereka mendapat keluhan dari pasangannya, dan 11% dari yang disurvei menempatkan pasangan mereka pada profil terbatas, sehingga tak dapat mengakses atau melihat semua aktivitas yang dilakukannya di Facebook

Sarana Flirting
Sebanyak 70% pengguna mengaku memanfaatkan Facebook untuk merayu atau menggoda teman. Sebanyak 24% si penggoda ini mengunakan jejaring sosial untuk merayu orang lain ketimbang pasangannya sendiri.

Jadi pecemburu
Sebanyak 59% mengaku sering cemburu karena pasangannya berhubungan dengan orang lain di Facebook. Hasil penelitian Amy Muise Ph.D dari University of Guelph, mengindikasikan, Facebook berkontribusi memicu kecemburuan, bahkan pada orang yang sebenarnya tidak punya kecenderungan atau sifat cemburuan.

Membobol akun pasangan
Sebanyak 23% responden mengaku pernah membobol atau nge-hack akun pasangannya di Facebook . Sebanyak 18% responden mengaku tahu password pasangannya, sekitar 85% mengaku diberitahu password-nya, 16% menebak password-nya, dan 9% responden sengaja nge-hack akun Facebook pasangan.

Mencari mantan kekasih
Sebanyak 85% pengguna mencari dan menelusuri mantan kekasihnya melalui Facebook. Sekitar 17% dari mereka selalu mengecek halaman mantan kekasihnya, setidaknya sekali dalam seminggu. 

Dampak positif dan negatifnya harus betul-betul kita perhitungkan, sehingga kita tidak terjebak dengan salah satu penyakit di atas. 
Tulisan ini khusus kepada Ananda Reza dan Rozi.