Perbedaan antara yang MUNGKIN dan TIDAK MUNGKIN, terletak pada TEKAD KITA.

Selasa, 18 Mei 2010

Banjir




Banjir adalah suatu peristiwa/kejadian alam yang tidak asing lagi khusus di Daerah Hulu Sungai Mahakam. Di Kecamatan Muara Kaman, khusus desa-desa yang berada di pinggiran Sungai Mahakam hampir setiap tahun pada Bulan Februari s.d. Mei selalu terjadi banjir.

Bagi masyarakat yang sudah lama bertempat tinggal di sini, banjir bukan lagi peristiwa alam yang 'menakutkan'. Hal ini dikarenakan masyarakat secara umum sudah terbiasa dengan kondisi alam tersebut.

Asumsi tentang banjir untuk masyarakat di sini, ada 2(dua), yakni sebagai suatu musibah, dan sebagai Barokah. Sebagai musibah karena aktivitas di pelbagai sektor terhambat. Mau pergi ke mana-mana kita harus menggunakan perahu (ketinting/ces), siswa-siswi terpaksa diliburkan karena bangunan sekolahnya terendam banjir, sawah-sawah tak bisa dikelola, warung-warung sembako banyak yang tak bisa beroperasi, dan lain-lain. Banjir diasumsikan sebagai barokah karena akan meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya yang berprofesi sebagai nelayan. Jumlah tangkapan dari berbagai jenis ikan air tawar seperti biawan, haruan, puyu, sepat siam, lele, tentu akan meningkat.

Karena sudah terbiasa dengan kondisi demikian, tak heran bangunan-bangunan rumah di sini adalah rumah panggung, yang tingginya mencapai 1 s.d. 3 meter. Tak heran bagi yang mempunyai rezeki lebih, rumah yang terlanjur dibangun di atas tiang yang masih terjangkau banjir, terpaksa disambung (ditinggikan) dengan biaya renovasi bervariatif.

Dari peristiwa alam yang rutin ini, tentu yang hanya bisa kita lakukan adalah bersabar dengan ketentuan Sang Maha Pencipta, sembari menaruh harapan besar kepada Pemerintah untuk menindak secara tegas kepada masyarakat yang masih mucil melakukan penebangan kayu secara liar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar