Perbedaan antara yang MUNGKIN dan TIDAK MUNGKIN, terletak pada TEKAD KITA.

Sabtu, 15 Mei 2010

Memory & Forgetting

MEMORY & FORGETTING
Oleh : Kelompok I : Yusran, M. Hamzah Arfa, Sulaiman, Asran, Kusrani, Syamsudin, Arifai, Murningsih, Yenny Rosella
A. Pendahuluan

Pada umumnya manusia tidak menyadari bahwa Tuhan menciptakan manusia dalam kesempurnaan dibanding dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia juga tidak menyadari bahwa semua aktivitas yang dilakukan sehari-hari sangat dipengaruhi oleh kerja otak. Dengan otak manusia mampu mengingat pengalaman-pengalaman di masa lalu juga merencanakan apa yang harus dilakukan di masa yang akan datang.
Pepatah Cina kuno yang telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, yang bunyinya sebagai berikut :
Saya mendengar, maka saya lupa,
Saya melihat, maka saya ingat,
Saya melakukan, maka saya memahami
Pepatah tersebut sejalan dengan modalitas gaya belajar siswa yang berbeda-beda yaitu : visual ,audiotorial atau kinestesis. Karena siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda maka agar siswa memperoleh hasil belajar yang baik, seorang guru harus bervariasi dalam mengembangkan metode mengajar.
Paper ini disusun dengan tujuan agar :
1. Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi Mahasiswa Program Pascasarjana Pendidikan, khususnya untuk Mata Kuliah Oritentasi Baru dalam Psikologi Belajar.
2. Membuka cakrawala berfikir bagi mahasiswa untuk menuangkan ide, gagasan, saran, dan pendapat dalam diskusi mengenai Memory & Forgetting.

Adapun pokok bahasan yang akan dikemukakan dalam paper ini, antara lain:
1. Apa itu Memory & Forgetting?
2. Sejak Kapan Manusia Mulai Mampu Mengingat?
3. Mengapa Daya Ingat Seseorang Dapat Berkurang?
4. Bagaimana Upaya Meningkatkan Memory
5. Kondisi Bagaimana yang Menjadikan Seseorang Lupa?
6. Bagaimana Penerapan Memory dan Forgeting dalam Proses Pembelajaran?

B. Apa itu Memory & Forgetting?

1. Pengertian Memory

Memory adalah kemampuan manusia untuk merekam dan menyimpan berbagai informasi dalam otaknya dan meningat kembali di lain waktu. Ibarat sebuah Komputer yang mampu menyimpan berbagai data, dan saat diperlukan dapat ditemukan kembali dengan mudah. Menurut Dwisari Harumingtyas : Memory atau ingatan adalah penarikan kembali informasi yang pernah diperoleh sebelumnya.

Perbedaan utama antara manusia dan komputer dalam hal memori adalah bagaimana informasi disimpan. Pada komputer hanya memiliki dua jenis infomasi ; penyimpanan permanen dan penghapusan permanen. Sedangkan pada manusia, informasi lebih kompleks, yaitu kemampuan penyimpanan (tidak termasuk penghapusan permanen). Yang pertama adalah indra memori, yaitu ingatan yang terjadi sangat singkat hanya dilakukan beberapa detik saja. Yang kedua adalah Memori Jangka Pendek, yaitu ingatan yang terjadi saat memori indera ditransfer secara sadar. Yang ketiga adalah Memori Jangka Panjang yaitu ingatan permanen pada manusia yang tidak terbatas.

Berdasarkan lamanya waktu mengingat ada tiga macam retensi informasi yang pernah diperoleh sebelumnya untuk dapat disimpan yaitu:
a. beberapa saat saja;
b. beberapa waktu; dan
c. jangka waktu yang tidak terbatas.

Untuk memiliki memory (ingatan) yang baik, kita harus secara sadar memasukan informasi tidak hanya fakta, tetapi juga makna dan asosiasi. Jika informasi tersebut memilki makna dalam otak kita tentu akan melekat hingga waktu yang tidak terbatas, sebaliknya jika informasi tersebut tidak memilki makna apapun, pasti kita akan sulit untuk mengingatnya kembali. Selain bermakna agar inforamasi melekat pada ingatan, informasi tersebut harus di asosiasikan dengan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan kita.

2. Teori-Teori Tentang Memory

Teori yang paling banyak diterima para ahli adalah teori tentang tiga proses memori, yaitu :
a. Proses encoding ( pengkodean terhadap apa dipersepsi dengan cara mengubah menjadi simbol-simbol atau gelombang listrik tertentu yang sesuai dengan peringkat yang ada pada organisme). Jadi encoding merupakan suatu proses mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori organisme. Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi disimpan dalam memori. Proses pengubahan informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
1) Tidak Sengaja, yaitu apabila hal-hal yang diterima oleh inderanya dimasukkan dengan tidak sengaja ke dalam ingatannya. Contoh kongkritnya dapat kita lihat pada anak-anak yang umumnya menyimpan pengalaman yang tidak disengaja, misalnya bahwa ia akan mendapat apa yang diinginkan bila ia menangis keras-keras sambil berguling-guling.
2) Sengaja, yaitu bila individu dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahuan ke dalam ingatannya. Contohnya orang yang bersekolah, ia akan memasukkan segala hal yang dipelajarinya dibangku sekolah dengan sengaja.

b. Proses Storage (penyimpanan terhadap apa yang telah diproses dalam encoding). Proses storage ini disebut juga dengan retensi yaitu proses pengendapan informasi yang diterimanya dalam suatu tempat tertentu. Penyimpanan ini sudah sekaligus mencakup kategorisasi informasi sehingga tempat informasi disimpan sesuai dengan kategorinya. Penyimpanan informasi merupakan mekanisme penting dalam memori. Sistem penyimpanan ini sangat mempengaruhi jenis memori (sensori memori, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang), yang akan diperagakan oleh organisme.

c. Proses retrieval (mengingat kembali apa yang telah disimpan sebelumnya). Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan. Seseorang dikatakan “belajar dari pengalaman” karena ia mampu menggunakan berbagai informasi yang telah diterimanya di masa lalu untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya saat ini. Hilgard ( 1975) menyebutkan tiga jenis proses mengingat, yaitu:
1) Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang di masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme.
Contohnya mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang bersangkutan.
2) Recognition, yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah dipelajari melalui proses petunjuk yang dihadapkan pada organisme.
Contohnya mengingat nama seseorang saat berjumpa dengan orang yang bersangkutan.
3) Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi suatu konsep yang cukup kompleks. Proses mengingat redintegrative terjadi bila Anda ditanya sebuah nama, misalnya Siti Nurbaya (tokoh roman/sinetron) maka akan teringat banyak hal dari tokoh tersebut, karena Anda telah membaca roman/menonton sinetronnya berkali-kali.

Contoh kongkrit dalam proses encoding, storage, dan retrieval ini dapat kita dalam peristiwa sehari-hari, misalnya saat hendak berangkat ke kampus Anda melihat seorang nenek yang sedang menyeberang jalan ditabrak mobil. Melihat peristiwa tersebut (proses encoding) kemudian Anda menyimpannya dalam otak (jenis mobil, arah mobil, dari mana nenek berjalan, dan sebagainya), dalam hal ini berlangsung proses storage. Sebagai saksi mata akhirnya Anda dimintai keterangan di kantor polisi, kemudian Anda menerangkan peristiwa yang terjadi dengan apa yang telah disimpan dalam otak (proses retrieval)
Berdasarkan contoh di atas, maka teori tentang memori yang melibatkan proses encoding, storage, dan retrieval ini paling banyak disetujui para ahli. Teori yang umum digunakan adalah teori Information – Processing.

Analogi teori ini dapat dilihat dari proses input dan output komputer. Teori ini dikembangkan oleh Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (1968). Menurut teori ini mereka memori juga melalui proses encoding, storage, dan retrieval. Lihat gambar 1.

3. Forgetting (Lupa)

Lupa merupakan kegagalan seseorang didalam menggali atau mengingat kembali informasi yang telah disimpan di gudang ingatan. (Solso;1968)

Lupa merupakan keadaan yang tidak dikehendaki, dan bisa dikatagorikan penyakit yang sulit disembuhkan. Lupa bisa dikarenakan dalam keadaan tertentu pada saat bersamaan banyak informasi yang harus disimpan dan dikeluarkan sehingga tidak semuanya sesuai dengan yang diharapan. Melupakan adalah keadaan yang sengaja karena niat tertentu dan memang tidak dikehendaki lagi.

4. Teori-Teori Tentang Lupa

1. Decay Theory: (teori kerusakan), bahwa lupa dapat terjadi karena informasi yang pernah disimpan di dalam ingatan tidak pernah atau jarang digunakan, sehingga mengalami kerusakan (hilang dengan sendirinya).

2. Teori Interferensi: (teori halangan), bahwa lupa terjadi karena interferensi atau terhalang oleh informasi yang lain.
1) Retroactive Inhibition: Apabila informasi baru menghalangi seseorang untuk mengingat informasi lama.
2) Proactive Inhibition: Apabila informasi yang lama menghalangi seseorang untuk mengingat informasi yang baru.

3. Teori Retrieval Failure, teori ini sebenarnya sepakat dengan teori interferensi bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada, tetapi kegagalan untuk mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai. Dengan demikian, bila syarat tersebut terpenuhi (disajikan petunjuk yang tepat) maka informasi tersebut tentu dapat ditelusuri dan diingat kembali


C. Sejak Kapan Manusia Mulai Mampu Mengingat?

Belum diketahui secara pasti sejak usia kapan seorang manusia mampu mengingat. Menurut pola perkembangan Kognitif dari Jean Piaget kegiatan intelektual seperti mengingat berada pada tahap sensori motor yaitu sejak usia 0,0 – 2,0 tahun. Kegiatan intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala yang diterima secara langsung melalui indera. Seorang bayi akan hafal dan ingat dari seorang ibu melalui suara, warna suara, volume, intonasi juga sentuhan yang diterimanya melalui belaian, usapan, juga dekapan. Dengan bertambahnya usia bayi maka bertambah pesat juga perkembangan intelektualnya.

D. Mengapa Daya Ingat Seseorang Dapat Berkurang?
Daya ingat dapat berkurang karena dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :
1. Keadaan kesehatan seseorang. Seorang yang dalam keadaan sehat jasmani dan rohani mempunyai kemampuan mengingat yang besar dibandingkan seorang yang sedang sakit. Kemampuan untuk berkonsetrasi mempengaruhi retensi informasi.
2. Mood saat kejadian berlangsung. Mood dipengaruhi oleh suasana hati, Minat mengerjakan sesuatu tergantung pula dari motivasi baik dari dalam (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik). Menumbuhkan minat dan meyakinkan bahwa sesuatu yang dipelajari itu penting dan bermanfaat bagi kehidupannya kelak akan mempengaruhi mood seseorang.
3. Kesan saat proses kejadian berlangsung. Kesan mendalam akan diperoleh seseorang melalui indera baik penglihatan, pendengaran, penciuman, pencicipan, perabaan dan tak kalah pentingnya adalah keterlibatan hati dan perasaan.
4. Adanya media dan sarana pendukung. Retensi terhadap suatu informasi dipengaruhi oleh adanya media atau alat bantu. Benda- benda nyata dapat diindera sehingga kerja otak besar untuk mengingat lebih aktif lagi.
5. Situasi dan kondisi lingkungan disekitar kita. Pengaruh lingkungan sangat penting dalam proses penerimaan informasi. Tetapi bersifat individuil. Ada yang senang dan memilih belajar saat suasana sepi dimalam hari, ada juga yang terbiasa belajar dengan ditemani suara kaset. Pada umumnya suasana yang hiruk pikuk, bising, keadaan lalu lalang, pencahayaan yang kurang akan mempengaruhi konsentrasi seseorang.

E. Bagaimana Upaya Meningkatkan Memory?

Anda gampang pelupa? Bisa jadi, kemampuan otak Anda untuk mengingat sudah mulai menurun. Banyak hal yang bisa jadi penyebab, selain faktor usia. Tapi, bisa kok ingatan ditingkatkan. Bagaimana caranya?
1. Relaksasi secara teratur.
Salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ingatan adalah berusaha mengendorkan ketegangan seluruh otot tubuh sebelum mempelajari sesuatu yang baru. Menurut ahli, relaksasi otot dapat mengurangi kecemasan yang sering dirasakan seseorang ketika berusaha mempelajari hal baru.

2. Dengarkan musik klasik.
Menurut Dr. Frances Ranscher dan Dr. Gordon Show, peneliti dari Universitas California, AS, orang yang sering mendengarkan musik klasik akan mengalami peningkatan kemampuan penalaran. Menurut penulis The Mozart Effect, Don Campbell, mendengarkan musik klasik juga akan membantu ingatan dan pembelajaran.

3. Menata pikiran.
Membentuk urutan informasi (mengelompokkan informasi) akan membuat sesuatu lebih mudah diingat. Ini juga akan mempermudah otak untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari dan diketahui.

4. Jaga kesehatan.
Tentu, gangguan kesehatan dapat mengganggu ingatan. Sebuah penelitian menunjukan bahwa dalam periode 25 tahun, pria penderita hipertensi akan kehilangan kemampuan kognitif hingga dua kali lipat dibandingkan pria bertekanan darah normal. Penelitian juga menunjukkan bahwa pada usia 70-an, seseorang tidak akan mudah mengalami penurunan kemampuan kognitif jika mereka tetap aktif secara fisik.

5. Tantanglah diri sendiri.
Otak memproduksi senyawa kimia neurotransmitter yang membawa pesan antar-sel yang terlibat dalam ingatan. Ketersediaan neurotransmitter ini akan meningkat apabila otak sering digunakan untuk menyelesaikan tantangan yang menuntut pemecahan masalah.

6. Cukup tidur
Kurang tidur dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk mengingat informasi yang kompleks. Penelitian di Universitas de Lille, Prancis, mengindikasikan bahwa otak memerlukan tidur untuk mempertahankan kemampuan mengingat informasi yang kompleks.

7. Makan secukupnya, kurangi lemak, perbanyak minum.
Pilih makanan yang rendah lemak dan rendah kalori, serta memperbanyak minum air putih. Air putih dapat membantu pencernaan dan pernapasan, meningkatkan kapasitas pembawaan oksigen dalam darah, serta mempertahankan kesehatan sel.

8. Libatkan emosi.
Pasalnya, peningkatan ingatan tentang suatu kejadian terkait erat dengan peningkatan emosi. Dan pengalaman yang melibatkan emosi akan lebih mudah diingat daripada pengalaman biasa.

9. Kembangkan ketajaman indera.
Cobalah praktikkan keterampilan pengamatan dan belajar memperhatikan sesuatu dengan menggunakan seluruh indera kita. Jika ingin mengingat sesuatu, berhentilah sejenak, perhatikan dan catat apa yang ingin kita lihat.

10. Kembangkan sikap mental positif.
Gantilah setiap sikap mental negatif atau kritik terhadap diri sendiri menjadi sikap yang positif, karena hal itu akan menimbulkan rasa percaya diri yang berpengaruh positif terhadap daya ingat.

11. Olahraga teratur
Selain meningkatkan kekuatan fisik, olahraga juga dapat membantu fungsi ingatan kita dengan menjamin suplai oksigen dan darah ke otak. Olahraga juga menstimulus endorfin, yaitu neurotransmitter yang terkait dengan perasaan senang, yang dapat meningkatkan keceriaan dan menjadi pemicu untuk pembelajaran dan ingatan.

12. Istirahat cukup.
Yang tak kalah penting adalah istirahat cukup. Supaya fungsi otak bisa maksimal, otak membutuhkan istirahat untuk mengendapkan dan mengkonsolidasikan ingatan. Istirahat yang dibutuhkan otak bervariasi, tergantung pada kerumitan dan kebaruan informasi, serta pengalaman orang yang bersangkutan. Cara yang baik adalah memberi waktu istirahat otak 3 hingga 10 menit setelah otak beraktivitas selama 10 hingga 50 menit.

F. Kondisi Bagaimana yang Menjadikan Seseorang Lupa?
Dalam retensi informasi seperti yang telah disampaikan di atas dibedakan ada 3, yaitu ada yang hanya beberapa saat saja, beberapa waktu saja dan jangka waktu yang tidak terbatas. Keadaan ini dipengaruhi oleh kerja otak besar kita mulai saat menerima informasi,mengolah informasi, menyimpan informasi dan menyampaikan informasi saat diperlukan. Lupa merupakan keadaan yang tidak dikehendaki, dan bisa dikatagorikan penyakit yang sulit disembuhkan. Lupa bisa dikarenakan dalam keadaan tertentu waktu bersamaan banyak informasi yang harus disimpan dan dikeluarkan sehingga tidak semuanya sesuai dengan yang diharapan. Melupakan adalah keadaan yang sengaja karena niat tertentu dan memang tidak dikehendaki lagi.

G. Bagaimana Penerapan Memory dan Forgeting dalam Proses Pembelajaran
Kemampuan untuk mengingat yang lebih maju dari pada hafalan, ternyata masih diperlukan bagi para pembelajar dari segalatingkatan, tentu saja guru harus pandai membuat pelajaran agarmelekat terus pada ingatan anak. Ada beberapa hal yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu :
1. Hendaknya menyampaikan tujuan pembelajaran pada awal pertemuan;
2. Menggunakan berbagai variasi dalam metode pembelajaran;
3. Menggunakan bahasa dan tulisan serta simbol-simbol yang menarik dengan porsi seimbang;
4. Menggunakan alat bantu atau media pembelajaran, misalnya belajar berhitung dengan media sempoa;
5. Menjelaskan hal-hal yang dianggap penting secara berulang ulang bila perlu siswa mengulang kata kata asing/ sulit;
6. Membuat “kata kunci” agar mudah diingat;
7. Melibatkan sebanyak mungkin indera dalam proses pembelajaran;
8. Mengkondisikan kelas dalam keadaan bersih, jauh dari kebisingan, penerangan yang cukup.

H. Kesimpulan

Tidak semua manusia memilki kemampuan mengoptimalkan kerja otak dengan baik, sehingga dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita temukan ada seseorang yang merasa dirinya bodoh atau kurang. Demikian pula dalam sebuah kelas kita temukan dari sekian banyak siswa memiliki kemampuan berfikir yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan yang lainnya.

Untuk dapat mengoptimalkan kerja otak perlu adanya proses yang panjang baik secara disengaja ataupun tidak, di mana pun lingkungan berada.

Proses mengingat pada diri seseorang merupakan kerja dari sistem koordinasi sehingga terjadi perubahan dalam tubuh, yang menjadi penyebabnya adalah adanya rangsangan.

Untuk mempertinggi daya ingat agar retensi terhadap informasi lebih lama haruslah dioptimalkan rangsangan-rangsangan dari luar dan diminimalkan rangsangan-rangsangan dari dalam tubuh.

Pada masa sekarang, kita dapat menganalogikan lilin di atas dengan hardisk, diskette, maupun kaset. Dari perumpamaan ini dapat kita simpulkan:
1. Memori tergantung pada persepsi atau pengalaman.
2. Pengalaman meninggalkan jejak di dalam otak kita.
3. Terdapat perbedaan memori pada individu yang satu dengan individu lainnya.
4. Di samping ingat, lupa juga akan muncul.
5. Beberapa pengalaman yang tidak meninggalkan impresi tertentu umumnya tidak disimpan sehingga muncul kelupaan.

Jadi ingatan tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang telah pernah dialaminya saja, tetapi juga termasuk kemampuan untuk menerima, menyimpan, dan neimbulkan kembali apa yang dialaminya (Walgito, 1994). Kemampuan menerima, menyimpan, dan menimbulkan kembali dikenal dengan istilah encoding (pengkodean terhadap apa yang dipersepsi, yaitu proses menerima), storage (penyimpanan), dan retrieval (pemulihan kembali terhadap apa yang dipelajari sebelumnya)

Lupa merupakan keadaan yang tidak dikehendaki, dan bisa dikatagorikan penyakit yang sulit disembuhkan. Lupa bisa dikarenakan dalam keadaan tertentu pada saat bersamaan banyak informasi yang harus disimpan dan dikeluarkan sehingga tidak semuanya sesuai dengan yang diharapan. Melupakan adalah keadaan yang sengaja karena niat tertentu dan memang tidak dikehendaki lagi. Salah satu alasan mengapa kita lupa terhdap suatu, karena informasi-informasi yang diperoleh tidak pernah masuk ke LTM (Long Term Memory). Atau informasi yang kita peroleh tidak memiliki makna apapun pada otak, juga informasi tersebut tidak kita asosiasikan dalam kehidupan.

Kegagalan untuk mengingat sesuatu, berarti kehilangan informasi walaupun tidak berarti untuk selamanya. Kadang-kadang ada suatu informasi karena berbagai alasan kita tidak dapat mengaksesnya kembali, hal ini disebabkan terjadinya gangguan yang ada di sekitar kita.

Daftar Pustaka/Sumber:

1. Dobbi DePorter, Cs, 2000. Quantum Teaching, Bandung. Kaifas
2. Judul : RAHASIA CERDAS, PINTAR DAN INGATAN
Alamat : http://www.angelfire.com/home/rahsiapandai/ingatan.html

3. Judul : LANGKAH MENINGKATKAN INGATAN
Alamat : http://www.tabloidnova.com/article.php?name=/12-
langkah-meningkatkan ingatan & channel = kesehatan %2
Fumum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar