Perbedaan antara yang MUNGKIN dan TIDAK MUNGKIN, terletak pada TEKAD KITA.

Senin, 07 Juni 2010

Makna Kusyu"

Teringatlah saya ketika, masih kelas IV SD di Masjid Nurul Iman, Muara Kaman yang letaknya di pinggiran Sungai Mahakam, usai Shalat Maghrib, Guru Ngaji saya Ustadz Basrun namanya sering berpesan, “Nak, amun awak ngerjakan sembahyang, harus kusyu’ beneh yoh!” (Bhs. Kutai) “Nak , kalau kamu mengerjakan shalat, harus betul-betul kusyu’ ya!
Apakah Khusyu’ hanya berkenaan dengan shalat, membaca Al – Qur-an, dan semisalnya? Bila pemahaman kita mengenai khusyu’ hanyalah berkisar pada pengertian tersebut, maka pemahaman kita itu belumlah lengkap, karena ternyata di sana ada dimensi lain dari khusyu’ yang perlu kita fahami.
Khusyu’ adalah Konsekuensi dalam beramal, dengan cara mentaati Allah dan meninggalkan kemaksiatan. Itulah diantara makna khusyu’ yang luas.
Sesungguhnya akhlak mulia merupakan salah satu unsur agar umat tetap kuat dan jaya, karena ia adalah landasan bagi tegaknya perintah – perintah Allah dalam jiwa manusia. Jika jiwa ini ditunjukkan pada akhlak mulia dan perilaku yang lurus, maka tidak diragukan lagi ia akan senang untuk mengagungkan syi’ar – syi’ar Allah dan menetapi jalan – nya.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an :


“ Demikianlah ( perintah Allah ) . Dan barang siapa mengagungkan syi’ar – syi’ar Allah , maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” ( QS. Al – Hajj : 32 )

akhlak mulia merupakan tulang punggung syari’at dan inti agama, yang dengannya Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, juga penyeru ke ( jalan ) agama Allah dengan izin – nya, dan sebagai cahaya yang menerangi. Oleh karena itu, akhlak mulia haruslah direalisasikan dalam diri kita pribadi dan setiap mukmin umumnya, sehingga ia akan beruntung dan dapat menegakkan perintah Allah.
Cukuplah bagi kita untuk mengetahui kedudukan yang mulia ini, bahwa tujuan Allah menjelaskan ayat – ayat nya bagi umat manusia ialah agar jiwa mereka lurus di atas akhlak yang mulia .
Allah berfirman :

“ ….. Demikanlah Allah menerangkan ayat – ayat nya kepada manusia, supaya manusia, supaya mereka bertakwa. “ ( QS. Al – Baqoroh : 87 )

Allah telah membuat berbagai perumpamaan dalam kitabnya, tentang targhib ( memotivasi perbuatan baik ) dan tarhib ( mengancam dari perbuatan buruk ), agar setiap jiwa mengambil pelajaran dan bersemangat untuk kembali kepada akhlak yang mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar