Joyful
Learning merupakan
metode pembelajaran yang melibatkan rasa senang, bahagia, dan nyaman dari
pihak-pihak yang sedang berada dalam proses belajar mengajar. Di sini terdapat
keterikatan cinta dan kasih sayang antara fasilitator dan peserta didik maupun
antar peserta didik. Tak ubahnya seperti ikatan cinta antara sepasang kekasih,
keterikatan hati di dalam proses belajar mengajar akan membuat masing-masing
pihak berusaha memberikan yang terbaik untuk menyenangkan pihak lain. Pendidik
dengan semangat menggebu-gebu akan berusaha optimal memimpin kelas dengan cara
yang paling menarik, sedangkan peserta dengan antusias dan berlomba-lomba ikut
aktif ambil bagian dalam setiap kegiatan. Dengan demikian, Joyful
Learning menjadi sarana yang membuat Pendidik maupun peserta didik
menjadi betah menjalani tema demi tema pelajaran sehingga hasilnya akan
maksimal.
Dalam
metode joyful learning, Pendidik yang merupakan fasilitator mencari
bahan-bahan dan alat-alat pengajaran yang paling menarik perhatian para peserta
didik. Ia juga menerapkan kegiatan-kegiatan yang dapat membuat kelas menjadi
bergerak dan dinamis. Untuk itu, seorang fasilitator terlebih dahulu perlu
memahami perbedaan gaya belajar peserta didik.
Secara
garis besar, ada tiga gaya belajar (learning style), yaitu audio, visual
dan kinestetik. Orang yang memiliki gaya belajar audio lebih tertarik dan
memahami pelajaran yang disampaikan dengan suara. Sedangkan orang dengan gaya
belajar visual cenderung lebih mudah dan cepat menerima informasi melalui penglihatannya,
baik berupa tulisan maupun gambar. Selanjutnya, pembelajar kinestetik sangat
senang belajar dengan aktifitas fisik yang langsung bersentuhan dengan objek
yang dipelajari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar