Perbedaan antara yang MUNGKIN dan TIDAK MUNGKIN, terletak pada TEKAD KITA.

Jumat, 13 Juni 2014

Metode Joyful Learning Sangat Membantu Kecerdasan dan Keberhasilan Peserta Didik

Joyful Learning merupakan metode pembelajaran yang melibatkan rasa senang, bahagia, dan nyaman dari pihak-pihak yang sedang berada dalam proses belajar mengajar. Di sini terdapat keterikatan cinta dan kasih sayang antara fasilitator dan peserta didik maupun antar peserta didik. Tak ubahnya seperti ikatan cinta antara sepasang kekasih, keterikatan hati di dalam proses belajar mengajar akan membuat masing-masing pihak berusaha memberikan yang terbaik untuk menyenangkan pihak lain. Pendidik dengan semangat menggebu-gebu akan berusaha optimal memimpin kelas dengan cara yang paling menarik, sedangkan peserta dengan antusias dan berlomba-lomba ikut aktif ambil bagian dalam setiap kegiatan. Dengan demikian, Joyful Learning menjadi sarana yang membuat Pendidik maupun peserta didik menjadi betah menjalani tema demi tema pelajaran sehingga hasilnya akan maksimal.
Dalam metode joyful learning, Pendidik yang merupakan fasilitator mencari bahan-bahan dan alat-alat pengajaran yang paling menarik perhatian para peserta didik. Ia juga menerapkan kegiatan-kegiatan yang dapat membuat kelas menjadi bergerak dan dinamis. Untuk itu, seorang fasilitator terlebih dahulu perlu memahami perbedaan gaya belajar peserta didik.

Secara garis besar, ada tiga gaya belajar (learning style), yaitu audio, visual dan kinestetik. Orang yang memiliki gaya belajar audio lebih tertarik dan memahami pelajaran yang disampaikan dengan suara. Sedangkan orang dengan gaya belajar visual cenderung lebih mudah dan cepat menerima informasi melalui penglihatannya, baik berupa tulisan maupun gambar. Selanjutnya, pembelajar kinestetik sangat senang belajar dengan aktifitas fisik yang langsung bersentuhan dengan objek yang dipelajari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar