Perbedaan antara yang MUNGKIN dan TIDAK MUNGKIN, terletak pada TEKAD KITA.

Sabtu, 26 Juli 2014

Zakat Fitrah



Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah ditanya  tentang hukum mengeluarkan zakat fitrah pada sepuluh hari pertama pada bulan Ramadhan?
Beliau rahimahullah menjawab: “Kata zakat fitrah berasal dari kata al-fithr karena dari al-fithr inilah sebab dinamakan zakat fitrah”.
Waktu yang paling utama dalam mengeluarkan adalah  pada hari ‘Ied sebelum shalat . Akan tetapi diperbolehkan untuk mendahului sehari atau dua hari sebelum ‘Ied agar memberi keleluasaan bagi yang memberi dan yang mengambil. Sedangkan zakat yang  dilakukan sebelum hari-hari tersebut menurut pendapat yang  kuat di kalangan para ulama adalah tidak boleh. Berkaitan dengan  waktu penunaian zakat fitrah ada dua bagian waktu:
1.Waktu  yang  diperbolehkan yaitu sehari atau dua hari sebelum ‘Ied
2.Waktu  yang  utama yaitu pada hari ‘Ied sebelum shalat

Adapun mengakhirkan hingga usai melaksanakan shalat maka hal ini haram dan tidak  sah sebagai zakat fitrah. Hal ini berdasarkan hadits Abdullah Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma:
 “Barangsiapa  yang  menunaikan sebelum shalat maka  zakat diterima. Dan barangsiapa menunaikan setelah shalat maka itu termasuk dari shadaqah.”

Kecuali apabila orang tersebut  tidak  mengetahui hari ‘Ied. Misal dia berada di padang pasir dan  tidak  mengetahui kecuali  dalam  keadaan terlambat atau  yang  semisalnya.  maka   tidak  mengapa bagi utk menunaikan setelah shalat ‘Ied dan itu mencukupi sebagai zakat fitrah.

Beliau rahimahullah ditanya: “Kapankah waktu mengeluarkan zakat fitrah? Berapa ukurannya? Bolehkah menambah takarannya?”

Beliau rahimahullah menjawab: “Zakat fitrah  adalah  makanan  yang  dikeluarkan oleh seseorang di akhir bulan Ramadhan dan ukuran  adalah  sebanyak satu sha’
Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mewajibkan zakat fitrah pada bulan Ramadhan sebanyak satu sha’ kurma atau gandum.” Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mewajibkan shadaqatul fithr sebagai pembersih bagi orang  yang  berpuasa dari perbuatan  yang  sia-sia dan kata-kata keji serta sebagai makanan bagi orang-orang  miskin.”



Sumber: www.asysyariah.com
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar