Perbedaan antara yang MUNGKIN dan TIDAK MUNGKIN, terletak pada TEKAD KITA.

Kamis, 23 Oktober 2014

Khutbah Jumat: Negeri-Negeri yang Musnah



Kaum Muslim, Sidang Majlis Jumat Rahimakumullah,

Marilah selalu kita ikrarkan dan gelorakan ijtihad kita, untuk istiqomah dalam ibadah, dalam upaya meningkatkan  ketakwaan kita kepada Allah Swt. Teruslah berdoa dan berusaha agar  jangan kita dimatikan sebelum benar-benar dalam keadaan muslim. Amin
Allah berfirman dalam Surat At-Taubah  ayat:70
Yang artinya,
“Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata; maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.”

Bertolak dan berpijak dari kisah dan momentun sejarah  kaum terdahulu yang tersurat dalam Al Quran,  merupakan hal sangat  penting, yang patut kita renungkan, kita petik hikmah besar yang terkandung didalamnya, untuk dijadikan pembelajaran berharga.
Seringkali kita dengar bahwa: Sebagian besar dari kaum terdahulu yang telah dibinasakan Allah telah mengingkari, bahkan memusuhi nabi yang diutus kepada mereka. Kelancangan dan kesalahan mereka mengundang kemurkaan Allah, dan mereka pun disapu bersih dari muka bumi.

Kaum Muslim, Sidang Majlis Jumat Rahimakumullah

5000 tahun yang lalu Nabi Nuh diutus untuk mengingatkan umatnya yang telah meninggalkan ayat-ayat Allah dan menyekutukan-Nya, kemudian mengajak mereka menyembah Allah semata dan menghentikan pembangkangan mereka. Tetapi kaum Nabi Nuh menolak keras dan terus menyekutukan Allah. Sebagai azab atas kelalaian mereka,  maka Allah mengirimkan banjir yang menenggelamkan mereka dan menyelamatkan Nabi Nuh beserta kaumnya yang beriman.

Bukti terjadinya banjir ini ditemukan di dataran Mesopotamia di Timur Tengah yang terletak di antara 2 sungai yaitu Sungai Eufrat dan Tigris. Kedua sungai ini dulunya meluap membanjiri Mesopotamia ditambah dengan hujan yang sangat lebat, sehingga mengakhiri suatu peradaban seluruhnya secara seketika.

4000 tahun yang lalu Nabi Luth mengingatkan kepada kaumnya supaya meninggalkan perilaku tak senonoh mereka yaitu penyimpangan seksual secara bar-bar berupa sodomi. Ketika Luth
menyeru mereka untuk menghentikan penyimpangan tersebut dan menyampaikan peringatan Allah, mereka mengabaikannya, mengingkari kenabiannya, dan meneruskan perilaku mereka yang tak beradab dan amoral. Pada akhirnya kaum ini dimusnahkan dengan bencana yang mengerikan, yaitu dengan dijungkirbalikkannya kota tempat mereka tinggal.

Bukti mengenai kejadian ini ditemukan dalam dasar Laut Mati atau Danau Luth di daerah Timur Tengah. Menurut para ahli terbentuknya Danau Luth atau Laut Mati ini melalui sebuah peristiwa gempa bumi dahsyat yang disertai dengan letusan, petir, keluarnya gas alam, serta lautan api.
Allah menggambarkan peristiwa ini dalam Surat Yaasiin: 29,
yang artinya, “Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.”


3000 tahun yang lalu, Nabi Hud juga diutus Allah untuk kaum ‘Ad, sebagaimana yang telah dilakukan nabi-nabi sebelumnya, memerintahkan kepada mereka untuk beriman kepada Allah dengan tidak menyekutukan-Nya. Namun mereka menanggapinya dengan rasa permusuhan. Kaum ‘Ad adalah kaum yang suka membuat bangunan-bangunan di tempat yang tinggi dan membangun gedung-gedung yang indah dengan harapan mereka akan hidup di dalamnya
selama-lamanya. Di samping itu mereka berbuat kejahatan dan berlaku bengis dan beringas. Kaum yang menunjukkan permusuhan kepada Hud dan melawan Allah itu benar-benar dibinasakan. Badai gurun pasir yang mengerikan membinasakan kaum ‘Ad seakan-akan mereka tidak pernah ada dan musnah ditelan bumi. Mereka mati bergelimpangan laksana  tunggul-tunggul pohon kurma yang telah lapuk dan tak seorangpun yang tersisa.
Bukti tentang azab ini pun juga tersingkap baru-baru ini, di daerah Arabia Selatan tepatnya di negara Oman bagian barat telah dilakukan penggalian hingga ditemukan situs yang menandakan bahwa di daerah tersebut pernah ada gemerlapnya kota yang dihuni oleh kaum ‘Ad. Kota ini telah tertimbun oleh pasir sedalam 12 meter yang diakibatkan oleh adanya badai gurun pasir yang menerpa kaum ‘Ad secara seketika.

Kisah-kisah seperti yang saya sebutkan di depan beserta kisah Nabi Musa dengan Fir’aun, Nabi Shalih dengan kaum Tsamud, Nabi Syu’aib dengan penduduk Madyan, dan yang lainnya yang tidak mungkin dipaparkan semuanya dapat diambil hikmahnya oleh umat manusia.

Kaum Muslim, Sidang Majlis Jumat Rahimakumullah

Hikmah yang pertama berkaitan dengan Surat Al-Baqarah: 2, “dzaalikal kitaabu laa raibafiihi hudallil muttaqiin,
Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” Bahwa ayat-ayat Al-Qur’an turun 14 abad silam, tetapi apa yang dikandung dalam ayat-ayat tersebut telah terbukti kebenarannya oleh penemuan-penemuan ilmiah modern.
Sehingga kisah negeri-negeri yang musnah bukanlah kisah semacam dongeng dan legenda yang tidak jelas kebenarannya, tetapi kisah-kisah tersebut adalah nyata dan disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai pelajaran bagi kaum-kaum sesudahnya.

Hikmah yang kedua, sesungguhnya kaum-kaum yang dimusnahkan tersebut telah berbuat dzalim, baik dzalim terhadap Allah maupun dzalim terhadap sesama manusia. Mereka tidak mau beriman kepada Allah dan berlaku bengis dan kejam kepada manusia. Begitu pun dengan kita, apabila saat ini,  terdapat kaum yang dzalim terhadap Allah, melakukan perbuatan maksiat, mendukung dan membenarkan perbuatan yang nyata2 diharamkan dan menganiaya kepada sesama manusia dalam bentuk apa pun,  maka yang akan diperolehnya adalah kehancuran dan kemelaratan. Kehancuran ini dapat berupa kehancuran di dunia lebih-lebih di akhirat.
Bahwa sesungguhnya Allah adalah Yang Maha Adil, jika seseorang berbuat dzalim maka Allah pun akan menimpali kedzaliman kepadanya.

Semoga kita bukanlah golongan orang-orang yang zalim terhadap Allah dan Rasul-Nya.. dan bukan pula orang-orang yang zalim terhadap sesama manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar