Kaum Muslim, Sidang Majlis Jumat Rahimakumullah,
Marilah selalu
kita ikrarkan dan gelorakan ijtihad kita, untuk istiqomah dalam ibadah, dalam
upaya meningkatkan ketakwaan kita kepada
Allah Swt. Teruslah berdoa dan berusaha agar
jangan kita dimatikan sebelum benar-benar dalam keadaan muslim. Amin
Allah berfirman
dalam Surat At-Taubah ayat:70
Yang artinya,
“Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang
orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud, kaum Ibrahim,
penduduk Madyan, dan (penduduk) negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang
kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata; maka Allah
tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya
diri mereka sendiri.”
Bertolak dan
berpijak dari kisah dan momentun sejarah kaum terdahulu yang tersurat dalam Al Quran, merupakan hal sangat penting, yang patut kita renungkan, kita petik
hikmah besar yang terkandung didalamnya, untuk dijadikan pembelajaran berharga.
Seringkali kita
dengar bahwa: Sebagian besar dari kaum terdahulu yang telah dibinasakan Allah
telah mengingkari, bahkan memusuhi nabi yang diutus kepada mereka. Kelancangan
dan kesalahan mereka mengundang kemurkaan Allah, dan mereka pun disapu bersih
dari muka bumi.
Kaum Muslim, Sidang Majlis Jumat Rahimakumullah
5000 tahun yang
lalu Nabi Nuh diutus untuk mengingatkan umatnya yang telah meninggalkan ayat-ayat
Allah dan menyekutukan-Nya, kemudian mengajak mereka menyembah Allah semata dan
menghentikan pembangkangan mereka. Tetapi kaum Nabi Nuh menolak keras dan terus
menyekutukan Allah. Sebagai azab atas kelalaian mereka, maka Allah mengirimkan banjir yang menenggelamkan
mereka dan menyelamatkan Nabi Nuh beserta kaumnya yang beriman.
Bukti terjadinya
banjir ini ditemukan di dataran Mesopotamia di Timur Tengah yang terletak di antara
2 sungai yaitu Sungai Eufrat dan Tigris. Kedua sungai ini dulunya meluap
membanjiri Mesopotamia ditambah dengan hujan yang sangat lebat, sehingga
mengakhiri suatu peradaban seluruhnya secara seketika.
4000 tahun yang
lalu Nabi Luth mengingatkan kepada kaumnya supaya meninggalkan perilaku tak
senonoh mereka yaitu penyimpangan seksual secara bar-bar berupa sodomi. Ketika
Luth
menyeru mereka
untuk menghentikan penyimpangan tersebut dan menyampaikan peringatan Allah,
mereka mengabaikannya, mengingkari kenabiannya, dan meneruskan perilaku mereka
yang tak beradab dan amoral. Pada akhirnya kaum ini dimusnahkan dengan bencana
yang mengerikan, yaitu dengan dijungkirbalikkannya kota tempat mereka tinggal.
Bukti mengenai
kejadian ini ditemukan dalam dasar Laut Mati atau Danau Luth di daerah Timur Tengah.
Menurut para ahli terbentuknya Danau Luth atau Laut Mati ini melalui sebuah
peristiwa gempa bumi dahsyat yang disertai dengan letusan, petir, keluarnya gas
alam, serta lautan api.
Allah
menggambarkan peristiwa ini dalam Surat Yaasiin: 29,
yang artinya, “Tidak ada siksaan atas mereka
melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.”
3000 tahun yang
lalu, Nabi Hud juga diutus Allah untuk kaum ‘Ad, sebagaimana yang telah dilakukan
nabi-nabi sebelumnya, memerintahkan kepada mereka untuk beriman kepada Allah dengan
tidak menyekutukan-Nya. Namun mereka menanggapinya dengan rasa permusuhan. Kaum
‘Ad adalah kaum yang suka membuat bangunan-bangunan di tempat yang tinggi dan membangun
gedung-gedung yang indah dengan harapan mereka akan hidup di dalamnya
selama-lamanya.
Di samping itu mereka berbuat kejahatan dan berlaku bengis dan beringas. Kaum
yang menunjukkan permusuhan kepada Hud dan melawan Allah itu benar-benar dibinasakan.
Badai gurun pasir yang mengerikan membinasakan kaum ‘Ad seakan-akan mereka
tidak pernah ada dan musnah ditelan bumi. Mereka mati bergelimpangan laksana tunggul-tunggul pohon kurma yang telah lapuk
dan tak seorangpun yang tersisa.
Bukti tentang
azab ini pun juga tersingkap baru-baru ini, di daerah Arabia Selatan tepatnya
di negara Oman bagian barat telah dilakukan penggalian hingga ditemukan situs
yang menandakan bahwa di daerah tersebut pernah ada gemerlapnya kota yang
dihuni oleh kaum ‘Ad. Kota ini telah tertimbun oleh pasir sedalam 12 meter yang
diakibatkan oleh adanya badai gurun pasir yang menerpa kaum ‘Ad secara
seketika.
Kisah-kisah
seperti yang saya sebutkan di depan beserta kisah Nabi Musa dengan Fir’aun,
Nabi Shalih dengan kaum Tsamud, Nabi Syu’aib dengan penduduk Madyan, dan yang
lainnya yang tidak mungkin dipaparkan semuanya dapat diambil hikmahnya oleh
umat manusia.
Kaum Muslim, Sidang Majlis Jumat Rahimakumullah
Hikmah yang
pertama berkaitan dengan Surat Al-Baqarah: 2, “dzaalikal kitaabu laa raibafiihi hudallil muttaqiin,
Kitab (Al-Qur’an)
ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” Bahwa
ayat-ayat Al-Qur’an turun 14 abad silam, tetapi apa yang dikandung dalam ayat-ayat
tersebut telah terbukti kebenarannya oleh penemuan-penemuan ilmiah modern.
Sehingga kisah
negeri-negeri yang musnah bukanlah kisah semacam dongeng dan legenda yang tidak
jelas kebenarannya, tetapi kisah-kisah tersebut adalah nyata dan disebutkan
dalam Al-Qur’an sebagai pelajaran bagi kaum-kaum sesudahnya.
Hikmah yang
kedua, sesungguhnya kaum-kaum yang dimusnahkan tersebut telah berbuat dzalim,
baik dzalim terhadap Allah maupun dzalim terhadap sesama manusia. Mereka tidak
mau beriman kepada Allah dan berlaku bengis dan kejam kepada manusia. Begitu
pun dengan kita, apabila saat ini, terdapat kaum yang dzalim terhadap Allah,
melakukan perbuatan maksiat, mendukung dan membenarkan perbuatan yang nyata2
diharamkan dan menganiaya kepada sesama manusia dalam bentuk apa pun, maka yang akan diperolehnya adalah kehancuran
dan kemelaratan. Kehancuran ini dapat berupa kehancuran di dunia lebih-lebih di
akhirat.
Bahwa
sesungguhnya Allah adalah Yang Maha Adil, jika seseorang berbuat dzalim maka
Allah pun akan menimpali kedzaliman kepadanya.
Semoga kita
bukanlah golongan orang-orang yang zalim terhadap Allah dan Rasul-Nya.. dan
bukan pula orang-orang yang zalim terhadap sesama manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar