Perbedaan antara yang MUNGKIN dan TIDAK MUNGKIN, terletak pada TEKAD KITA.

Rabu, 15 April 2015

MENJAGA AQIDAH DAN KEMUSYRIKAN



Hadirin Kaum Muslimin, Jamaah Jumat Rahimakumullah.
Predikat menjadi seorang mukmin merupakan gelar paling mulia,  rahmat terbesar, dan anugerah terindah dari Allah Swt, yang harus disyukuri. Tidak semua manusia di jagat raya ini hidup dalam bingkai akidah  beriman. Salah satu wujud syukur kita terhadap keimanan itu adalah dengan menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi laranganNya.

Dr. Muhammad Khalil Harats dalam bukunya Da’watut Tauhid  mengatakan “Aqidah adalah mengesakan Allah dari sesuatu, sedangkan kemusyrikan adalah menyekutukan Allah dengan sesuatu. Dua hal ini bertentangan dan tidak bisa menyaatu dalam satu kalbu”

Untaian kalimat tersebut memberikan makna penting bagi kita,  yang menegaskan agar kita   meyakini tiada Tuhan selain Allah, tiada penguasa selain Allah, tiada raja langit dan bumi selain Allah, tiada tempat bersandar melainkan hanya Allah. Maka pada saat ini pula kita harus membersihkan hati sekaligus membentenginya dari anggapan, kepercayaan, bahkan keyakinan ada kekuatan lain, selain Allah. Sebab hal tersebut merupakan mental syirik yang jika dibiarkan akan terus merusak, menggerogoti, melemahkan, melumpuhkan bahkan meluluhlantahkan akidah tauhid kita.

Muncul pertanyaan, bagaimana strategi kita menjaga agar tidak tercemar yang namanya virus syirik yang sesuangguhnya jauh lebih berbahaya dari virus ebola yang banyak  menimpa rakyat Liberia atau virus HIV AIDS. Sebagai jawaban dalam khutbah tentang Menjaga Aqidah dan Kemusyrikan, dengan landasan dan referensi Surah Al Lukman ayat 3 :
Yang artinya : dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".

Dalam firman Allah tersebut, terukir satu pesan yang sangat mulia dari Lukmanul Hakim kepada anaknya, yang sangat melarang kita berbuat syirik kepada Allah. Kenapa syirik dilarang? Lukmanul Hakim menjelaskan “Sesungguhnya syirik itu kezaliman yang sangat besar.”

Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah!
Jika kita kaitkan dengan situasi sekarang, terutama di tempat kita tercinta ini. Ternyata,  praktek-praktek berbau syirik terus bertebaran dalam gaya dan bentuk yang beraneka macam. Paranormal yang berani memastikan sanggup mengatasi berbagai problem kehidupan, seperti kemiskinan, bencana, penyakit, usaha, jodoh, nasib, dan masa depan dengan mendahului ketentuan Allah. Dokter dan obat serta tukang tawar diyakini alasan utama penyembuh penyakit. Pekerjaan manusia banyak diambil alih oleh komputer, dengan mengkeramatkan zodiak dan astrologi, yang tak jarang mengakibatkan manusia tak lagi merasakan kehadiran Sang pencipta. Uang tidak diyakini sebagai alat pembayaran tapi dijadikan penentu untuk mengubah nasib.

Sifat-sifat seperti ini pernah disindir Allah dalam penggalan surah Al Baqarah ayat 165:
Artinya: . dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.

Menurut Rasyid Ridha dalam tafsir Al Manar, Ada tiga bentuk syirik dan kemusyrikan:
Pertama: Orang yang mempertuhankan dirinya atau memperturutkan hawa nafsunya serta melepaskan diri dari aturan Allah.
Kedua : orang yang mensejajarkan makhluk dengan Allah dan menganggapnya dapat mendatangkan manfaat dan madharat.
Ketiga : menjadikan pendapat pribadi dan tokoh agama sebagai tatanan dan tuntunan, padahal ajaran itu bisa saja bertentangan dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya.

Jika tiga bentuk kemusyrikan tersebut sudah merasuk dalam hati kita, bukan saja hati kita akan dihinggapi penyakit sombong dan  angkuh, tetapi jiwa akan gelisah, kepercayaan diri akan melemah, kejujuran akan punah,  yang menjerumuskan kita pada lubang dosa besar peringkat pertama, karena menyekutukan Allah.  Sebab inilah dosa yang tak akan mendapat ampunan dari Allah Swt bila sampai terbawa mati.
Artinya: . Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. Annisa  ayat 48)

Oleh sebab itulah, merupakan keharusan dan kewajiban kita untuk menjaga dan membentengi diri, dengan menghadang dan menumpas tuntas sampai ke akar-akarnya semua bentuk syirik. Jurus yang paling ampuh dan jitu untuk menumpas syirik adalah menegakkan dan menjaga aqidah tauhid dengan kalimah La ilaha ilallah (tiada Tuhan selain Allah). Kalimah inilah yang ditegakkan Rasulullah. Kalimah inilah yang didakwahkan Rasulullah. Kalimah inilah yang diperjuangkan dan diperintahkan Rasulullah selama di Makkatul Mukarramah. Kalimah ini senjata ampuh  Rasulullah untuk membangkitkan semangat jihad kaum muslimin. Kalimah inilah yang membuat Rasulullah dan pasukannya selalu tegar, walau menghadapi topan bencana, badai tantangan, dan agresi serbuan musuh. Mereka  berjihad dengan semangat membara, Lebih baik mati berkalang tanah, daripada hidup harus bercermin bangkai.

Sayyid Quthub dalam Fi Dzilalil Quran berkata:  La ilaha ilallah adalah satu pernyataan perubahan total dari sistem kehidupan jahiliyah kepada kehidupan islamiyah, yang berangkat dari keyakinan bahwa hanya Allah yang mengadakan segala sesuatu yang ada. Hanya Allah pembuat peraturan, hanya Allah penyelemat dan pemberi bencana, hanya Allah penguasa jagad raya, hanya kepada Allah memohon pertolongan, hanya kepada Allah menunduk dan bersujud, hanya kepada Allah menyerahkan segala urusan, dan hanya kepada Allah kita akan kembali.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa kemusyrikan laksana kanker yang menjalar, menyebar, dan akan menghancurkan seluruh anggota tubuh. Kalau sudah hinggap di hati kita, maka bukan saja merupakan dosa besar yang didapat, tapi ibadah kita, keshalehan kita, pengabdian kita, bahkan akidah kita pun sebagai satu-satunya pondasi akan runtuh tiada guna. Karena itulah, kita harus menjaga akidah kita dari berbagai bentuk kemusyrikan dengan memperteguh keyakinan La ilaha ilallah dan merealisasikannya dalam segala aktifitas kehidupan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar