Perbedaan antara yang MUNGKIN dan TIDAK MUNGKIN, terletak pada TEKAD KITA.

Rabu, 26 Januari 2011

10 Cara Mengatasi Amarah


Di bawah ini, saya tuliskan beberapa TIPS agar kita bisa mengendalikan dan menahan MARAH:
1. BERWUDHU & SHOLAT
Berwudhu akan mengurangi panasnya “bara” amarah di dalam hati. Dan, sholat akan membuat pernafasan Anda menjadi lebih pelan dan lebih rileks. Ini sebuah cara ampuh untuk menurunkan tekanan psikologis maupun stress.
2. LEBIH RELIGIUS
Jika selama ini Anda kurang aktif di pengajian ataupun kegiatan keagamaan lainnya, kenapa tidak segera memulainya lagi? Berada di Komunitas Spiritual, akan membantu diri kita mencapai prospek filosofi yang positif. Dan, ini pada akhirnya akan mengekang segala kesinisan, amarah, dan juga agresi.
3. SERINGLAH TERTAWA
Amarah dan humor memang tidak sama dan tak mungkin dalam satu waktu. Sehingga jika Anda mau tertawa, dan tak ada salahnya Anda menertawakan diri sendiri pada saat suasana mulai tidak mengenakkan hati…maka amarah yang siap keluar bakal mereda, jika Anda bisa menganggap tragedi itu hanyalah sebuah “banyolan” belaka.
4. MENDENGARKAN
• Cobalah untuk menutup mulut, diam…mendengarkan. Sudah banyak bukti, bahwa diam sanggup meredam amarah, saat bersitegang dengan lawan bicara. Setelah itu, saat Anda berbicara, maka nada bicara Anda akan terdengar lebih bijak. Ini bisa membuat orang lain belajar kepada Anda.
5. TINGKATKAN EMPATI
Lihatlah situasinya menurut sudut pandang orang lain. Ini akan membuat Anda menemukan kecakapan baru, bahwa Anda bisa merasakan apa yang mereka rasakan. Maka, orang lain akan lebih menghargai Anda.
6. MEMAAFKAN
Betapa pun Anda pernah luka di “hati” yang dalam membekas, cobalah untuk memaafkan…meskipun menurut Anda hal itu tidak mungkin untuk dimaafkan. Cobalah melepaskan amarah dengan memaafkannya. Percayalah, Anda akan merasakan “pelepasan beban” yang membuat hidup jauh lebih ringan untuk dijalani.
7. TOLERANSI
Belajar menerima orang lain seperti apa adanya, bukan ingin menjadikan mereka sesuai kehendak Anda. Dengan sikap toleran ini, maka pada saat Anda berbicara, itu akan lebih didengarkan oleh orang lain.
8. MILIKI SAHABAT KARIB
Seorang sahabat karib, bisa dipercaya, dan dapat memberikan dukungan buat Anda, pada saat diperlukan. Sahabat juga tempat untuk berbagi. Dengan berbagi, gemuruh amarah akan menemukan pelepasannya, sehingga bisa diredakan.
9. BAHASA POSITIF & LUGAS
Meskipun marah karena merasakan ketidak adilan pada diri Anda, tetaplah fokus dan selektif. Gunakan bahasa positif namun lugas, simple, dengan nada suara yang rendah. Ini bisa membuat rasa marah mereda, dan bicara Anda pun akan lebih diperhatikan, dibandingkan jika Anda mengungkapkannya dengan nada tinggi dan keras, apalagi jika sampai memaki dan menghujat…yang mana bisa saja “seluruh isi kebun binatang” keluar dari mulut Anda.
10. MEMELIHARA BINATANG
Nah, daripada “seluruh isi kebun binatang” keluar dari mulut Anda, saat marah…mendingan Anda memelihara hewan kesayangan. Ini tidak menuntut banyak, kecuali makanan dan perhatian. Memelihara hewan kesayangan adalah tindakan bagus dan baik, sebagai awal Anda untuk belajar memperhatikan lingkungan sekitar Anda. Penelitian psikologis, menunjukkan bahwa secara fisik dan emosi, pemilik hewan kesayangan lebih baik, dibandingkan yang tidak memilikinya.

Senin, 17 Januari 2011

Khatamul Qur'an Ke-4 TKA Al Falah Muara Kaman Ilir


Suara senandung Al Qur'an dari santri-santri cilik terdengar syahdu pada acara Khatamul Qur'an Taman Kanak-Kanak Al Qur'an (TKA) Al-Falah yang ke-4, di Masjid Jamiatul Amaliyyah Desa Muara kaman Ilir, Senin, 12 Shafar 1432 H/17 Januari 2011. Menurut Ismail, Kepala TKA Al-Falah, santriwan-santriwati yang melaksanakan Khatamul Qur'an kali ini tak kurang dari 19 orang. Mereka yang dinobatkan sebagai santri yang tammat Al Qur'an ini, setelah mengikuti kegiatan munaqashah dengan materi antara lain: praktik shalat, Tadarus Al-qur'an, hafalan Ayat-ayat pilihan, hafalan surat-surat pendek dan doa sehari-hari.

Hadir dalam acara tersebut, Camat Muara Kaman (H. Erlian), Ketua DPK BKPRMI (Yusran) dan anggota, Tokoh-tokoh masyarakat, pemuka-pemuka agama, dan sejumlah undangan lainnya, serta orang tua santri. Raut wajah ceria terpancar dari wajah-wajah orang tua santri ketika melihat dan mendengarkan ayat-ayat suci digemakan oleh anak-anak mereka.

Dalam sambutannya Ketua DPK BKPRMI menyampaikan rasa salut dan bangga atas kekompakan komponen masyarakat Desa Muara Kaman Ilir, yang memberikan dukungan dan dorongan moril kepada TK Al Falah yang hingga saat ini masih tetap eksis mencetak generasi Islam yang Qur'ani, dan generasi Qur'an yang Islami. Sementara itu, Hal senada juga disampaikan Camat Muara Kaman. Beliau juga menimpali agar para Ustadz-Ustadzah tetap istiqomah dalam melaksanakan jihad mendidik santri-santrinya. "Saya menitipkan pesan kepada Bapak/Ibu Orang Tua Santri yang telah menghatamkan Qur'an, untuk melanjutkan pendidikan agama yang sedemikian luas ini. 19 orang yang telah menghatamkan Qur'an hari ini, hendaknya menjadi contoh dan cambuk motivasi bagi santri-santri yang lain, untuk tekun belajar sambil berdoa kepada Allah, guna memperoleh hidayah dan ridha-Nya," tegas Camat.

Usai pembacaan Qur'an ditutup doa, Khatamul Qur'an oleh Ustadz Haron salah satu pengajar TK Al Falah, dan doa Selamat oleh Imam H. Ibrahim.

Sabtu, 15 Januari 2011

Inspirasi Untuk Anak Didik Kita


Ini saya posting tulisannya Dorothy L. Nolte tentang pendidikan untuk anak-anak.

Semoga bermanfaat dan dapat menginspirasi anda semua :

Jika anak-anak hidup dengan kritikan, mereka belajar untuk mengutuk.
Jika anak-anak hidup dengan permusuhan, mereka belajar untuk melawan.
Jika anak-anak hidup dengan rasa takut, mereka belajar untuk menjadi memprihatinkan.
Jika anak-anak hidup dengan belas kasihan, mereka belajar untuk merasa menyesal sendiri.
Jika anak-anak hidup dengan olokan, mereka belajar untuk merasa malu.
Jika anak-anak hidup dengan kecemburuan, mereka belajar untuk merasa iri hati.
Jika anak-anak hidup dengan rasa malu, mereka belajar untuk merasa bersalah.
Jika anak-anak hidup dengan semangat, mereka belajar percaya diri.
Jika anak-anak hidup dengan toleransi, mereka belajar kesabaran.
Jika anak-anak hidup dengan pujian, mereka belajar apresiasi.
Jika anak-anak hidup dengan penerimaan, mereka belajar untuk cinta.
Jika anak-anak hidup dengan persetujuan, mereka belajar seperti itu sendiri.
Jika anak-anak hidup dengan pengakuan, mereka belajar bagus untuk memiliki tujuan.
Jika anak-anak hidup dengan berbagi, mereka belajar kedermawanan.
Jika anak-anak hidup dengan kejujuran, mereka belajar sebenarnya.
Jika anak-anak hidup dengan keadilan, mereka belajar keadilan.
Jika anak-anak hidup dengan baik-baik, mereka belajar menghargai.
Jika anak-anak hidup dengan keamanan, mereka belajar untuk memiliki iman dalam diri mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka.
Jika anak-anak hidup dengan keramahan, mereka belajar di dunia adalah tempat yang bagus untuk hidup.

oleh Dorothy Law Nolte (1924 – 2005)

Rabu, 12 Januari 2011

Pelatihan Tata Cara Pengurusan Jenazah (Fardhu Kifayah) di Muara Kaman



Pelaksanaan Pelatihan Tata Cara Pengurusan Jenazah (Fardhu Kifayah)dan Pelatihan Khotib, Imam, dan Bilal Shalat Jumat, yang dilaksanakan Rabu, 7 Shafar 1432 H./ 12 Januari 2011 di Masjid Nurul Iman Kecamatan Muara Kaman berjalan sukses.

Sosok Pemimpin yang paling berperan dalam penyelenggaraan kegiatan ini tak lain, adalah Camat Muara Kaman (H. Erlian, S.Pd, S.Sos, MM). Dengan mengeluarkan dana secara pribadi, Beliau mendatangkan nara sumber dari Kantor Kementerian Agama, Tim Penggerak PKK, dan MUI Kabupaten Kutai Kartanegara. Nara Sumber yang berkenan memberikan materi Pelatihan antara lain : Drs. H. Saberah MM, Drs. H. Idar Jafar, keduanya dari Kantor Kementerian Agama. Drs. KH. Aminuddin Edi, MM, yang baru saja terpilih sebagai Ketua Umum MUI yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Kutai kartanegara juga menyempatkan hadir memenuhi undangan Camat.

Tak kurang 61 peserta yang terdiri dari Desa Muara Kaman Ulu dan Muara Kaman Ilir sangat antusias mengikuti kegiatan Pelatihan ini. Semula peserta yang terdaftar hanya 30 orang, namun tingginya minat tokoh masyarakat dan pemuka agama di daerah ini untuk mengikuti kegiatan tersebut, maka jumlah peserta melonjak dari jumlah yang telah didaftarkan sebelumnya.

Menurut H. Erlian, " Tata cara pengurusan jenazah (fardhu kifayah) bukanlah semata-mata tugasnya para Pengurus Masjid/Mushola/Langgar, atau pemuka agama saja, melainkan tugas kita semua sebagai anggota masyarakat muslim.Dalam pada itu saya memohon dengan penuh kesungguhan agar materi dan ilmu yang telah Bapak/Ibu dapatkan dalam Pelatihan ini dapat disebarluaskan kepada saudara-saudara kita yang belum sempat hadir dalam kesempatan ini."


Beliau juga mencanangkan bahwa kegiatan ini akan kembali dilaksanakan dengan mengundang peserta dari desa lain yang berada di wilayah Kecamatan Muara Kaman. Pelaksanaannya diformat sedemikian rupa akan dengan pelatihan singkat tersebut memberikan dampak positif dan pengetahuan yang seluas-luasnya kepada para Petugas khususnya dan lapisan masyarakat pada umumnya.