Bapak. Saudara, Kaum Muslimin Jamah Jumat Rahimakumullah!
Pada suatu acara pelantikan
seorang ‘Amir Arab, pada zaman keemasan Islam dahulu kala, di samping dekorasi
cantik nan indah menawan, menghias ruang tahta ke’amiran, terpampang pula
sebuah spanduk yang bertuliskan kalimat singkat tetapi padat berbunyi:
HARI INI SAYA.....KEMARIN
DIA.....BESOK ANDA.
Kalau saja kita ingin
termenung sejenak menyimak kalimat sederhana tersebut, ternyata sangat sarat
akan makna yang terkandung di dalamnya. Bagi mereka yang arif bijaksana dapat
menafsirkan kalimat tersebut dengan seribu bahkan lebih makna tersirat.
“Hari ini saya berkuasa—kemarin
dia—besok mungkin Anda.”
“Hari ini saya yang kaya –
kemarin dia – besok insya Allah bisa jadi Anda.”
Kalimat itu bisa pula
bermakna: untuk peristiwa perkawinan, peristiwa alih jabatan, peristiwa
kematian dan sebagainya.
Ketika sesosok tubuh mayat
yang terbujur kaku, ditandu, kemudian
dimasukkan ke liang lahat, seolah-olah mayat tersebut berbisik dan berkata ke
telinga para pelayat yang mengantarnya: “Sadarkah Anda semua? Hari ini saya
yang berbaring terbujur kaku di liang lahat ini, kemarin dia yang ada di
samping saya, dan besok mungkin saja Anda.”
Jamaah Jum’at rahimakumullah!
Kita tentu sadar sesadar-sadarnya,
bahwa dalam melaksanakan tugas dan amanah hidup di negeri sebentar ini, setiap
saat kita harus menghadapi berbagai macam masalah, karena garis hidup kita, tak
lebih daripada kumpulan titik-titik persoalan yang berhimpit dan selalu berhubungan.
Kemudahan dan kesukaran silih berganti, kesenangan dan penderitaan selulu kita
geluti, kesenangan dan penderitaan datang dan pergi, keberhasilan dan kegagalan
saling mutasi. Ada yang lama, dan ada yang cuma beberapa hari.
Oleh karena itu kita wajib
bersyukur apabila menerima karunia walau hanya sedikit, dan wajib pula bersabar
bila tertimpa musibah.
Firman Allah
dan (ingatlah juga), tatkala
Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Ibrahim ayat 7)
Sering banyak terjadi kegembiraan, kesenangan yang
diperolehnya, menumbuhkan sikap tidak terpuji, angkuh, dan lupa diri.
Firman Allah (Al Alaq : 6-7)
Ketahuilah! Sesungguhnya
manusia benar-benar melampaui batas,
7. karena Dia melihat
dirinya serba cukup atau kaya.
Sebaliknya ada pula di antara kita bila tertimpa
kesulitan, kesempitan, kegagalan, malah menyalahkan Allah, kemudian dia
menjauhkan diri dari-Nya. Ah nanti-nanti aja sabar, saya sedang melarat.
Alangkah keliru dan sesatnya cara berfikir demikian,
bahkan dapat dikatakan orang yang seperti ini belum memahami hakikat dan tujuan
hidup. Kita belum tahu bahwa di mungkin saja di balik musibah yang menimpa kita
ada hikmah besar yang akan kita terima. Firman Allah!
kemudian
bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak
menyukai sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
Inilah sikap mental orang-orang yang beriman dalam
menghadapii riak-riak gelombang problematika hidup. Tidak ada kamus putus asa
bagi Insan Tauhid. Dia selalu bersangka baik terhadap Allah. Hiduonya selalu
optimis. Dia selalu bersyukur dalam setiap karunia dan sabar dalam derita.
Tetapi pula selalu berusaha dan berdoa kemudian dikuncinya dengan Tawaqqal
Alallah semata, maka sakinah dan tenaglah jiwanya. Dia selalu ingat pesan-pesan suci Allah swt dalam
Al Qur’an:
. tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu
dikembalikan.
Dalam
ayat lain Allah berfirman:
dan sungguh akan Kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar.
Apakah berita gembira tersebut? Berita gembira
tersebut adalah Syurga yang akan ditempati oleh orang-orang yang beriman,
beramal shaleh dan mempunyai akhlaq, yakni akhlakul karimah sebagimana yang
diilustrasikan dalam sebuah riwayat sbb.
Imran bin Hithan adalah salah seorang sahabat
rasulullah SWT. Wajahnya buruk, kulitnya hitam, tampangnya jelek. Dia kawin
dengan seorang perempuan yang wajahnya cantik menawan, putih bersih berseri.
Pasangan suami isteri ini benar-benar seperti perbedaan malam dengan siang,
tetapi keduanya ditakdirkan sejodoh untuk sehidup semati.
Pada suatu hari Imran berkata kepada isterinya:
Insya Allah besok kita (engkau dan aku) wahai sayangku, akan sama-sama ke
Syurga. Mengapa kata isterinya? Aku dikaruniakan oleh Allah isteri yang cantik
dan aku bersyukur. Sedangkan engkau mendapat jodoh seorang suami jelek tetapi kau selalu sabar. Ketahuilah orang
yang pandai bersyukur, sama-sama di tempatkan Allah di Syurga.
Jamaah Jumat Rahimakumullah!
Sabar dan syukur itu persis seperti mata uang
logam. Pada suatu sisi dia syukur, di sisi lain sabar. Harganya tergantung
berapa nilai dan bobot syukur dan sabar tersebut. Sabda Rasulullah SAW
alhamdulillah
BalasHapus(Al Mujaadilah11.)Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
BalasHapus