Perbedaan antara yang MUNGKIN dan TIDAK MUNGKIN, terletak pada TEKAD KITA.

Kamis, 11 September 2014

SYUKUR DALAM KARUNA, SABAR DALAM DERITA



Bapak. Saudara, Kaum Muslimin Jamah Jumat Rahimakumullah!
Pada suatu acara pelantikan seorang ‘Amir Arab, pada zaman keemasan Islam dahulu kala, di samping dekorasi cantik nan indah menawan, menghias ruang tahta ke’amiran, terpampang pula sebuah spanduk yang bertuliskan kalimat singkat tetapi padat berbunyi:
HARI INI SAYA.....KEMARIN DIA.....BESOK ANDA.
Kalau saja kita ingin termenung sejenak menyimak kalimat sederhana tersebut, ternyata sangat sarat akan  makna yang terkandung di dalamnya.  Bagi mereka yang arif bijaksana dapat menafsirkan kalimat tersebut dengan seribu bahkan lebih makna tersirat.
“Hari ini saya berkuasa—kemarin dia—besok mungkin Anda.”
“Hari ini saya yang kaya – kemarin dia – besok insya Allah bisa jadi Anda.”
Kalimat itu bisa pula bermakna: untuk peristiwa perkawinan, peristiwa alih jabatan, peristiwa kematian dan sebagainya.
Ketika sesosok tubuh mayat yang terbujur kaku,  ditandu, kemudian dimasukkan ke liang lahat, seolah-olah mayat tersebut berbisik dan berkata ke telinga para pelayat yang mengantarnya: “Sadarkah Anda semua? Hari ini saya yang berbaring terbujur kaku di liang lahat ini, kemarin dia yang ada di samping saya, dan besok mungkin saja Anda.”
Jamaah Jum’at rahimakumullah!

Kita tentu sadar sesadar-sadarnya, bahwa dalam melaksanakan tugas dan amanah hidup di negeri sebentar ini, setiap saat kita harus menghadapi berbagai macam masalah, karena garis hidup kita, tak lebih daripada kumpulan titik-titik persoalan yang berhimpit dan selalu berhubungan. Kemudahan dan kesukaran silih berganti, kesenangan dan penderitaan selulu kita geluti, kesenangan dan penderitaan datang dan pergi, keberhasilan dan kegagalan saling mutasi. Ada yang lama, dan ada yang cuma beberapa hari.
Oleh karena itu kita wajib bersyukur apabila menerima karunia walau hanya sedikit, dan wajib pula bersabar bila tertimpa musibah.
Firman Allah

dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (Ibrahim ayat 7)
Sering banyak terjadi kegembiraan, kesenangan yang diperolehnya, menumbuhkan sikap tidak terpuji, angkuh, dan lupa diri.
Firman Allah (Al Alaq : 6-7)

Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
7. karena Dia melihat dirinya serba cukup atau kaya.

Sebaliknya ada pula di antara kita bila tertimpa kesulitan, kesempitan, kegagalan, malah menyalahkan Allah, kemudian dia menjauhkan diri dari-Nya. Ah nanti-nanti aja sabar, saya sedang melarat.
Alangkah keliru dan sesatnya cara berfikir demikian, bahkan dapat dikatakan orang yang seperti ini belum memahami hakikat dan tujuan hidup. Kita belum tahu bahwa di mungkin saja di balik musibah yang menimpa kita ada hikmah besar yang akan kita terima. Firman Allah!
 
kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
Inilah sikap mental orang-orang yang beriman dalam menghadapii riak-riak gelombang problematika hidup. Tidak ada kamus putus asa bagi Insan Tauhid. Dia selalu bersangka baik terhadap Allah. Hiduonya selalu optimis. Dia selalu bersyukur dalam setiap karunia dan sabar dalam derita. Tetapi pula selalu berusaha dan berdoa kemudian dikuncinya dengan Tawaqqal Alallah semata, maka sakinah dan tenaglah jiwanya. Dia  selalu ingat pesan-pesan suci Allah swt dalam Al Qur’an:

. tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.

Dalam ayat lain Allah berfirman:
 
dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Apakah berita gembira tersebut? Berita gembira tersebut adalah Syurga yang akan ditempati oleh orang-orang yang beriman, beramal shaleh dan mempunyai akhlaq, yakni akhlakul karimah sebagimana yang diilustrasikan dalam sebuah riwayat sbb.
Imran bin Hithan adalah salah seorang sahabat rasulullah SWT. Wajahnya buruk, kulitnya hitam, tampangnya jelek. Dia kawin dengan seorang perempuan yang wajahnya cantik menawan, putih bersih berseri. Pasangan suami isteri ini benar-benar seperti perbedaan malam dengan siang, tetapi keduanya ditakdirkan sejodoh untuk sehidup semati.
Pada suatu hari Imran berkata kepada isterinya: Insya Allah besok kita (engkau dan aku) wahai sayangku, akan sama-sama ke Syurga. Mengapa kata isterinya? Aku dikaruniakan oleh Allah isteri yang cantik dan aku bersyukur. Sedangkan engkau mendapat jodoh seorang suami  jelek tetapi kau selalu sabar. Ketahuilah orang yang pandai bersyukur, sama-sama di tempatkan Allah di Syurga.
Jamaah Jumat Rahimakumullah!
Sabar dan syukur itu persis seperti mata uang logam. Pada suatu sisi dia syukur, di sisi lain sabar. Harganya tergantung berapa nilai dan bobot syukur dan sabar tersebut. Sabda Rasulullah SAW

Demikianlah sakadar untaian khutbah kita hari ini sebagai obat penenang jiwa yang gersang bagi orang-orang mu’min dalam menghadapi cobaan atau ujian dalam bentuk karunia maupun dalam bentuk kesukaran atau bala, sehingga kita ada pijakan dan pegangan yang membawa kita ke lembah kedurjanaan dan kesengsaraan.


2 komentar:

  1. (Al Mujaadilah11.)Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

    BalasHapus