Belanda akan memasang kewaspadaan tinggi saat menghadapi Slovakia yang memiliki semangat tinggi pada 16 besar Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, Senin (28/6).
Belanda melaju ke 16 besar setelah menyapu bersih seluruh laga di babak grup. Sementara Slovakia sukses memukul juara bertahan Italia untuk mendudukirunner-up di grupnya.
Menurut penyerang Belanda, Robin van Persie, Slovakia punya kemampuan untuk mengejutkan. Tim yang baru pertama kali ikut Piala Dunia sebagai negara independen itu mengandalkan semangat juang tak kenal menyerah.
"Slovakia akan menjadi musuh berat. Mereka menunjukkan semangat dan daya tahan yang bagus ketika melawan Italia. Sejauh ini, kami cukup bagus meski masih bisa meningkatkan diri," tukas Van Persie.
"Slovakia adalah musuh yang tak boleh dianggap remeh. Kami tak boleh terlalu antusias," sambung pelatih Bert van Marwijk.
Belanda, yang bersama Argentina, meraih seluruh kemenangan di grupnya, dianggap Van Marwijk masih harus bekerja keras menjaga performa. Penampilan melawan Kamerun lalu menjadi bukti timnya masih bisa tampil buruk.
"Kami sudah mengalami penurunan dan hal itu tak boleh terjadi lagi. Permainan melawan Kamerun adalah pelajaran untuk laga berikut," sergah Van Marwijk.
Untuk partai di Stadion Moses Mabhida tersebut, Belanda sudah pasti akan menurunkan gelandang sayap Arjen Robben sebagai starter setelah pemain Bayern Muenchen itu merasakan Piala Dunia 2010 pertamanya dengan menjadi pemain pengganti melawan Kamerun pasca pulih dari cedera.
Robben bahkan menyumbang peran untuk gol kemenangan dengan menembak bola yang mengenai mistar sehingga Klaas-Jan Huntelaar bisa memanfaatkan bola muntah.
"Kami sudah menegaskan sejak awal akan menjalani tantangan demi tantangan di turnamen ini. Sekarang kami hanya fokus pada Slovakia. Saya sudah tak sabar," tegas Robben.
Senin, 28 Juni 2010
Argentina Tantang Jerman
Kesebelasan Argentina unggul menang 3-1 atas Meksiko dalam pertandingan 16 besar Piala Dunia, Minggu (27/6/2010). Mereka pun melaju ke delapan besar dan akan bertemu dengan Jerman.
Pertandingan sempat berjalan alot. Meski mendominasi, Argentina kesulitan mengatasi barisan pertahanan Meksiko yang tampil disiplin. Setelah beberapa kali bertukar ancaman, Argentina akhirnya unggul berkat gol Carlos Tevez pada menit ke-26.
Gol bermula dari sepakan Tevez yang diblok Oscar Perez. Bola kemudian bergulir ke Lionel Messi, yang langsung menembakkan bola. Tevez yang berada di depan mulut gawang menjangkau bola dan menanduknya masuk ke gawang Meksiko.
Pemain Meksiko menilai Tevez dalam posisi off-side saat meneruskan bola tembakan Messi. Mereka pun protes kepada wasit Roberto Rosetti. Namun, Rosetti tetap menyatakan Argentina unggul 1-0 dan menunjuk titik tengah.
Permainan pun dilanjutkan dengan Meksiko masih didera rasa kecewa. Sementara itu, Argentina malah tampil semakin percaya diri dan berhasil menggandakan keunggulan melalui Gonzalo Higuain pada menit ke-33.
Gol kedua ini membuat Meksiko bermain semakin cepat dan keras. Sayang, meski mampu menghindari gol ketiga Argentina, mereka gagal memperkecil ketinggalan sampai peluit turun minum berbunyi.
Memasuki babak kedua, Meksiko mengambil inisiatif menyerang. Namun, bukannya mencetak gol, mereka malah kecolongan gol ketiga Argentina yang dicetak Tevez pada menit ke-52. Menguasai bola di luar kotak penalti, Tevez melepaskan tembakan yang membuat bola bersarang di sudut kiri atas gawang Oscar Perez.
Ketinggalan 0-3 tak membuat Meksiko menyerah. Sebaliknya, mereka semakin ngotot melancarkan serangan. Meski terus dihantui bahaya, toh mereka berhasil memperkecil ketinggalan menjadi 1-3, berkat gol Javier Hernandez pada menit ke-71.
Gol itu melambungkan moral Meksiko. Mereka pun semakin ngotot melancarkan serangan. Sayang, usaha keras mereka kerap mentah diadang pemain-pemain Argentina, yang mulai menurunkan gempuran dan memerhatikan pertahanan. Kedudukan 3-1 untuk Argentina pun bertahan sampai akhir laga.
Selama 90 menit, Argentina menguasai 52 persen bola dan melepaskan enam tembakan tepat ke gawang dari sebelas percobaan. Adapun, Meksiko menciptakan enam peluang emas dari 16 percobaan.
Susunan pemain:
Argentina: Sergio Romero; Nicolas Otamendi, Martin Demichelis, Nicolas Burdisso, Gabriel Heinze, Javier Mascherano, Maxi Rodriguez (Javier Pastore 87), Angel Di Maria (Jonas Gutierrez 79), Lionel Messi, Carlos Tevez (Juan Sebastian Veron ), Gonzalo Higuain
Meksiko: Oscar Perez; Efrain Juarez, Francisco Rodriguez, Rafael Marquez, Carlos Salcido, Ricardo Osorio, Andres Guardado (Guillermo Luis Franco 61), Gerardo Torrado, Adolfo Bautista (Pablo Edson Barrera 46), Giovani Dos Santos, Javier Hernandez
Pertandingan sempat berjalan alot. Meski mendominasi, Argentina kesulitan mengatasi barisan pertahanan Meksiko yang tampil disiplin. Setelah beberapa kali bertukar ancaman, Argentina akhirnya unggul berkat gol Carlos Tevez pada menit ke-26.
Gol bermula dari sepakan Tevez yang diblok Oscar Perez. Bola kemudian bergulir ke Lionel Messi, yang langsung menembakkan bola. Tevez yang berada di depan mulut gawang menjangkau bola dan menanduknya masuk ke gawang Meksiko.
Pemain Meksiko menilai Tevez dalam posisi off-side saat meneruskan bola tembakan Messi. Mereka pun protes kepada wasit Roberto Rosetti. Namun, Rosetti tetap menyatakan Argentina unggul 1-0 dan menunjuk titik tengah.
Permainan pun dilanjutkan dengan Meksiko masih didera rasa kecewa. Sementara itu, Argentina malah tampil semakin percaya diri dan berhasil menggandakan keunggulan melalui Gonzalo Higuain pada menit ke-33.
Gol kedua ini membuat Meksiko bermain semakin cepat dan keras. Sayang, meski mampu menghindari gol ketiga Argentina, mereka gagal memperkecil ketinggalan sampai peluit turun minum berbunyi.
Memasuki babak kedua, Meksiko mengambil inisiatif menyerang. Namun, bukannya mencetak gol, mereka malah kecolongan gol ketiga Argentina yang dicetak Tevez pada menit ke-52. Menguasai bola di luar kotak penalti, Tevez melepaskan tembakan yang membuat bola bersarang di sudut kiri atas gawang Oscar Perez.
Ketinggalan 0-3 tak membuat Meksiko menyerah. Sebaliknya, mereka semakin ngotot melancarkan serangan. Meski terus dihantui bahaya, toh mereka berhasil memperkecil ketinggalan menjadi 1-3, berkat gol Javier Hernandez pada menit ke-71.
Gol itu melambungkan moral Meksiko. Mereka pun semakin ngotot melancarkan serangan. Sayang, usaha keras mereka kerap mentah diadang pemain-pemain Argentina, yang mulai menurunkan gempuran dan memerhatikan pertahanan. Kedudukan 3-1 untuk Argentina pun bertahan sampai akhir laga.
Selama 90 menit, Argentina menguasai 52 persen bola dan melepaskan enam tembakan tepat ke gawang dari sebelas percobaan. Adapun, Meksiko menciptakan enam peluang emas dari 16 percobaan.
Susunan pemain:
Argentina: Sergio Romero; Nicolas Otamendi, Martin Demichelis, Nicolas Burdisso, Gabriel Heinze, Javier Mascherano, Maxi Rodriguez (Javier Pastore 87), Angel Di Maria (Jonas Gutierrez 79), Lionel Messi, Carlos Tevez (Juan Sebastian Veron ), Gonzalo Higuain
Meksiko: Oscar Perez; Efrain Juarez, Francisco Rodriguez, Rafael Marquez, Carlos Salcido, Ricardo Osorio, Andres Guardado (Guillermo Luis Franco 61), Gerardo Torrado, Adolfo Bautista (Pablo Edson Barrera 46), Giovani Dos Santos, Javier Hernandez
Inggris Kalah Segalanya Dari Jerman
Legenda sepakbola Jerman Franz Beckenbauer melayangkan pujian bagi pasukan Der Panzer, sekaligus mengklaim Inggris memang kalah dari Jerman di segala aspek.
Pelatih Fabio Capello gagal menggiring The Three Lions ke perempatfinal, usai dilibas Jerman 4-1 di laga 16 besar di Stadion Free State, Bloemfontein, Minggu (27/6/2010) malam.
Kemenangan meyakinkan Jerman memang layak menuai pujian. Beckenbauer pun menilai, Wayne Rooney dkk tidak berdaya menghadapi gempuran anak-anak asuh Joachim Low.
“Inggris tidak berdaya. Mereka tidak bisa mengimbangi irama dan gaya permainan kami. Kami membuat Inggris terasing dan kami memang lebih baik di segala aspek,” ungkap Beckenbauer, dikutip dari The Mirror, Senin (28/6/2010).
Dua gol pembuka Miroslave Klose dan Lukas Podolski membakar semangat Jerman menyingkirkan Inggris. Matthew Upson sempat memperkecil ketinggalan dan nyaris menyamakan kedudukan melalui gol Frank Lampard yang urung disahkan wasit.
Tembakan keras Lampard yang membentur tiang gawang jatuh di belakang garis gawang, namun memantul keluar. Wasit dan hakim garis tidak membunyikan peluit, pertanda bola tidak dianggap masuk. Beckenbauer mencoba profesional dan mengakui harusnya Inggris berhak atas gol tersebut.
“Hakim garis harusnya melihat gol yang tidak diberikan wasit. Itu gol yang sangat jelas. Tapi beruntung, kami menambah dua gol lagi. Di sisi lain, perlu adanya diskusi tentang masalah gol tersebut,” tutup mantan bintang Bayern Munich.
Pelatih Fabio Capello gagal menggiring The Three Lions ke perempatfinal, usai dilibas Jerman 4-1 di laga 16 besar di Stadion Free State, Bloemfontein, Minggu (27/6/2010) malam.
Kemenangan meyakinkan Jerman memang layak menuai pujian. Beckenbauer pun menilai, Wayne Rooney dkk tidak berdaya menghadapi gempuran anak-anak asuh Joachim Low.
“Inggris tidak berdaya. Mereka tidak bisa mengimbangi irama dan gaya permainan kami. Kami membuat Inggris terasing dan kami memang lebih baik di segala aspek,” ungkap Beckenbauer, dikutip dari The Mirror, Senin (28/6/2010).
Dua gol pembuka Miroslave Klose dan Lukas Podolski membakar semangat Jerman menyingkirkan Inggris. Matthew Upson sempat memperkecil ketinggalan dan nyaris menyamakan kedudukan melalui gol Frank Lampard yang urung disahkan wasit.
Tembakan keras Lampard yang membentur tiang gawang jatuh di belakang garis gawang, namun memantul keluar. Wasit dan hakim garis tidak membunyikan peluit, pertanda bola tidak dianggap masuk. Beckenbauer mencoba profesional dan mengakui harusnya Inggris berhak atas gol tersebut.
“Hakim garis harusnya melihat gol yang tidak diberikan wasit. Itu gol yang sangat jelas. Tapi beruntung, kami menambah dua gol lagi. Di sisi lain, perlu adanya diskusi tentang masalah gol tersebut,” tutup mantan bintang Bayern Munich.
Hujan Protes, FIFA Tetap Pada Pendirian

Tuntutan menggunakan bantuan teknologi untuk mengurangi jumlah kesalahan pada pertandingan Piala Dunia terus mengalir. Tapi, Badan Sepakbola Dunia (FIFA) bergeming.
Inggris memprotes keputusan wasit Jorge Larrionda yang menganulir gol Frank Lampard saat Jerman mengeliminasi Inggris dengan skor 4-1, Minggu (27/6/2010).
Meski suara protes terus terdengar, FIFA tak mau banyak bicara. Badan sepakbola tertinggi dunia bahkan mengklaim FIFA tak bisa mencampuri kepusan wasit.
“FIFA tak akan memberikan komentar apa pun atas keputusan wasit di lapangan selama di lapangan,” demikian pernyataan FIFA sebagaimana dilansir Yahoo Sport, Senin (28/6/2010).
Selain menganulir gol Lampard, wasit juga membuat keputusan kontroversi saat mengesahkan gol pembuka Carlos Tevez saat Argentina membungkam Meksiko 3-1, dini hari tadi.
Dalam tayangan ulang menunjukkan Tevez berada dalam posisi off side, tanpa adanya bek di antara dirinya dan gawang, saat dirinya menerima umpan Lionel Messi. meski keputusan itu diprotes para pemain El Tri –julukan Meksiko- keputusan wasit tak bisa diganggu gugat.
Langganan:
Postingan (Atom)